Ketika Dua Bomber Rusia ke Indonesia, Australia Ternyata Sangat Khawatir
Gabri Farhan Ari/facebook

Ketika Dua Bomber Rusia ke Indonesia, Australia Ternyata Sangat Khawatir

Angkatan Bersenjata Australia, memberi perhatian tinggi saat dua pembom strategis Rusia, Tu-95 mengunjungi Indonesia pada awal Desember 2017 ini. Pangkalan Angkatan Udara Darwin bahkan dalam status siaga tinggi.

Selama persinggahan lima hari di Indonesia, dua pembom Tu-95 melakukan misi patroli pertama mereka di Pasifik Selatan, yang memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin telah mengumpulkan informasi berharga.

Dalam sebuah pernyataan kepada ABC Sabtu 30 Desember 2017, Departemen Pertahanan Australia mengatakan “Angkatan Bersenjata Australia mempertahankan tingkat kesiapan dan postur tubuh yang sesuai untuk menanggapi keadaan yang berkembang,” namun tidak secara khusus mengacu pada aktivitas Rusia.

Kementerian Pertahanan juga mengakui Pangkalan Angkatan Udara Darwin sempat berada pada status siaga tinggi meski hanya dalam periode singkat.

Dua pesawat angkut Ilyushin-76 Rusia yang membawa 81 personel tiba di pulau Biak, Papua pada 4 Desember 2017. Setelah itu sepasang pembom Tu-95 datang, sehingga jumlah pasukan yang dikerahkan menjadi 110 orang.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa misi ke Indonesia sebagai misi biasa dan latihan navigasi jarak jauh. Penerbangan pesawat juga melintasi udara netral di atas Samudra Pasifik selatan”

Salah satu pakar pertahanan terkemuka Australia yakin Kementerian Pertahanan khawatir tentang kemampuan pesawat jarak jauh Rusia untuk mengumpulkan intelijen selama kunjungan mereka ke wilayah tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=g6FmBzzph_A

Direktur Eksekutif Institut Kebijakan Strategis Australia Peter Jennings mengatakan penempatan dua bomber di Indonesia bulan ini merupakan langkah signifikan Moskow.

“Bagi Rusia mengirim beberapa pesawat sejauh ini ke selatan, saya pikir benar-benar membuktikan bahwa kapasitasnya mencapai jangkauan jarak jauh,” katanya.

“Tidak mengejutkan saya, setidaknya kekuatan militer kita sendiri meningkatkan tingkat kewaspadaan mereka sebagai tanggapan. “Saya yakin akan ada kekhawatiran tentang pengumpulan intelijen Rusia karena mereka tidak akan sampai sejauh ini ke selatan tanpa ingin melihat kehadiran sekutu penting Amerika Serikat, yang beroperasi di [ pangkalan] Darwin dan Pangkalan Tindall sedikit lebih jauh ke selatan. “