Amerika Serikat kali ini mengalami pukulan telak dan memalukan di sidang PBB. Meski sudah mengancam untuk memutuskan bantuan kepada negara-negara yang mendukung resolusi PBB soal Yerusalem, faktanya mereka kalah telak. Ancaman itu tidak digubris bahkan oleh sekutu-sekutu dekatnya.
Dalam pemungutan suara yang dilakukan pada Kamis 21 Desember 2017 malam waktu Amerika, 128 negara menyatakan dukungan terhadap resolusi, sembilan negara menolak dan 35 lainnya abstain. Sementara 21 negara tidak memberikan suaranya.
Pemungutan suara dalam sebuah sesi darurat yang jarang terjadi ini menjadi tamparan memalukan bagi Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, sebuah status yang oleh negara lain harus diputuskan sampai tahap akhir perundingan antara Israel dan Palestina.
Hasil ini menggambarkan jelas dunia tidak gentar dengan ancaman Amerika yang akan memutuskan bantuan kepada negara-negara yang tidak mendukungnya. Sehari sebelum pemungutan suara Trump mengatakan akan “menonton” apakah negara-negara yang menerima banyak bantuan Amerika akan melawan mereka. Bahkan Mesir dan Yordania dua negara selain Israel yang menerima lebih dari US$ 1 miliar bantuan Amerika setiap tahunnya pun tidak mau mendukung Trump.
Amerika dengan jelas menyatakan kemarahannya dengan hasil ini. Nikki Haley, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB mengatakan negaranya tidak akan melupakan apa yang terjadi hari ini.
“Amerika Serikat akan mengingat hari ini di mana ia dipilih dalam majelis ini karena tindakan kita menjalankan hak kita sebagai negara yang berdaulat,” katanya sebagaimana dilaporkan NDTV.
“Kami akan mengingatnya sampai kapanpun, sekali lagi, kami dipanggil untuk memberikan kontribusi terbesar ke PBB dan kami akan mengingatnya ketika banyak negara meminta kami untuk membayar lebih banyak lagi dan menggunakan pengaruh kami untuk keuntungan mereka.”
Haley menyebut Amerika tidak dihargai di forum ini. Namun hasil resolusi tidak akan mengubah sikap Amerika.
“Tidak ada suara di PBB yang akan membuat perbedaan mengenai hal itu,” katanya. “Tetapi suara ini akan membuat perbedaan bagaimana orang Amerika melihat PBB dan bagaimana kita melihat negara-negara yang tidak menghormati kita di PBB dan pemungutan suara ini akan kita ingat.”
Sebelum pemungutan suara di majelis umum PBB, pada Senin, Amerika Serikat menggunakan hak veto di Dewan Keamanan untuk memblokir resolusi yang sama. Sementara 14 negara anggota lain mendukungnya. Yaman dan Turki kemudian menyerahkan resolusi tersebut ke Majelis Umum, di mana Amerika Serikat tidak memiliki hak veto.
Tak satu pun dari negara-negara yang mendukung Amerika Serikat dan Israel memiliki lembaga diplomatik di Israel. Mereka adalah Guatemala, Honduras, Togo dan negara kepulauan Pasifik di Mikronesia, Kepulauan Marshall, Nauru dan Palau.
Sementara mereka yang mendukung resolusi dan memiliki perwakilan diplomatic di Israel adalah Rusia, China dan beberapa sekutu Amerika terutama Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Yunani, Jepang dan Turki. Negara-negara abstain termasuk Kanada, Meksiko, Australia, Kolombia, Haiti, Polandia dan Filipina. Namun banyak negara yang abstain mengatakan tidak akan memindahkan kedutaan mereka di Tel Aviv.