AS Akui Yerusalem Jadi Ibukota Israel, ISIS Malah Serukan Perlawanan ke Negara Arab
Warga Palestina memprotes keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel/Sputnik

AS Akui Yerusalem Jadi Ibukota Israel, ISIS Malah Serukan Perlawanan ke Negara Arab

Hampir semua kelompok Islam di dunia mengecam keputusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Tetapi di antara kelompok-kelompok tersebut ISIS justru cenderung diam. Padahal mereka disebut-sebut kelompok yang paling kejam dank eras melawan dominasi barat dan Amerika.

Kelompok militan lain seperti al-Qaeda, Taliban, Hamas dan Hizbullah telah memprotes keras mengobarkan perlawanan. ISIS pada akhirnya memang bersuara, tetapi agak terlambat. Media propagandanya baru memunculkan sikap kelompok itu pada Jumat 8 Desember 2017. Bukannya mengecam Israel dan mengutuk Amerika, kelompok ini malah menyerukan agar melawan negara Arab.

Situasi ini mengusik sejumlah pengamat. “Bagaimana ISIS menanggapi pengumuman Amerika tentang pemindahan kedutaan ke Yerusalem? Marah? Nggak. Menyerukan jihad? Tidak juga,” kata peneliti independen, Raphael Gluck, di Twitter.

“ISIS mengambil tusukan pada pesaing dan menuduh kelompok-kelompok Islam lain mempolitisir kepentingan Palestina sesuai dengan agenda mereka sendiri. Mengapa?” ujar Gluck, seperti dikutip New York Times, Sabtu 9 Desember 2017.

Reaksi ISIS yang tak bergejolak itu muncul dalam bulletin propagandanya, Naba, yang telah dianalisis SITE Intelligence Group. ”Selama 60 tahun  Yerusalem telah berada di tangan orang-orang Yahudi, dan baru sekarang orang-orang menangis saat Tentara Salib mengumumkan hari ini sebagai ibu kota mereka,” bunyi sikap ISIS dalam siaran propagandanya tersebut.

Kelompok yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi ini berpendapat bahwa fokus yang semestinya adalah bekerja untuk mengalahkan negara-negara Arab yang bekerja sama dengan Israel. ”Yang seperti gelang mengelilingi pergelangan tangan, melindungi orang-orang Yahudi dari serangan para mujahidin,” lanjut sikap ISIS. Sama sekali tidak disinggung soal Amerika yang jelas-jelas mendukung Israel.

Sebagai negara yang dianggap menjadi musuh banyak negara dengan penduduk mayoritas muslim, Israel selama ini justru nyaris tidak tersentuh oleh teror ISIS. Tidak ada satupun serangan atas nama ISIS yang terjadi di Israel.

Bahkan Israel terus menggempur kelompok-kelompok yang sedang bertempur dengan ISIS seperti Hizbullah. Beberapa kali pesawat tempur mereka menyerang kelompok yang didukung Iran tersebut ketika melakukan misi di Suriah.

Sentimen kepedulian terhadap Palestina lebih nyaring disuarakan al-Qaeda, Hizbullah, para militer Syiah Irak dan Hamas. Al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP), misalnya, menyatakan bahwa keputusan Trump tentang Yerusalem adalah sebuah agresi melawan Islam. Kelompok ini mendesak para pengikutnya untuk mengangkat senjata sebagai balas dendam.

”Orang-orang Yahudi tidak memiliki hak atas sebiji pasir di Palestina dan Yerusalem,” kata kelompok itu dalam siaran propagandanya yang dipantau SITE Intelligence Group.

“Kami menekankan bahwa apa pun yang diambil secara paksa hanya bisa diambil secara paksa,” lanjut kelompok tersebut.

Sebelumnya, kelompok para militer Irak menyatakan, keputusan Trump telah menjadi alasan sah untuk menyerang pasukan AS yang ada di wilayah Irak.