Palestina Takkan Mau Temui Wapres Amerika
Mike Pence

Palestina Takkan Mau Temui Wapres Amerika

Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan menemui Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence dalam rencana pertemuan bulan ini. Hal itu dilakukan  untuk menentang keputusan pengakuan Washington atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan tidak akan menemui Pence yang rencananya akan bertemu dengannya pada 19 Desember mendatang. Pence juga mendapat penolakan dari Gereja Koptik Mesir.

Maliki juga mengatakan Palestina akan mencari sponsor perundingan baru untuk menggantikan Amerika Serikat. Palestina juga akan mengupayakan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk keputusan Trump.

“Kami akan mencari mediator baru dari negara-negara Arab dan komunitas internasional,” kata Maliki kepada sejumlah wartawan sebelum pertemuan Liga Arab di Kairo Sabtu 9 Desember 2017.

Kekerasan terjadi selama tiga hari belakangan di Gaza akibat keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu, yang membalik politik luar negeri pendahulunya terhadap Timur Tengah.

Pada Sabtu, serangan udara Israel menewaskan dua orang bersenjata Palestina setelah kelompok keras menembakkan sejumlah roket ke permukiman Israel sehari sebelumnya.

Pengakuan Trump terkait kedudukan Yerusalem itu memicu kemarahan dunia Arab sekaligus mengecewakan sekutu Barat-nya, yang menyatakan keputusan tersebut menghancurkan upaya perdamaian dan mengancam menciptakan kekerasan baru di Timur Tengah.

Pada Sabtu malam, menteri luar negeri negara Timur Tengah mendesak Amerika Serikat membatalkan pengakuannya itu. Liga Arab, dalam pernyataan tertulis seusai menggelar pertemuan darurat di Kairo, menyebut keputusan Trump tersebut “pelanggaran berbahaya terhadap hukum internasional”.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian bereaksi atas kritik tersebut pada Minggu, sebelum bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris.

“Saya mendengar [dari negara-negara Eropa] suara kecaman terhadap keputusan bersejarah Presiden Trump, namun saya tidak mendengar kecaman terhadap penembakan roket yang menghujani Israel (yang terjadi usai pengakuan tersebut),” kata Netanyahu.

Israel bersikukuh semua wilayah Yerusalem adalah bagian dari ibu kota mereka. Sementara Palestina menuntut Yerusalem Timur menjadi ibu kota bagi negara Palestina merdeka di masa mendatang.

Sebagian besar negara mengakui Yerusalem Timur, yang dianeksasi oleh Israel dalam perang 1967, sebagai wilayah jajahan sehingga statusnya harus ditentukan melalui perundingan antara Israel dengan Palestina.

Pemerintahan Trump sendiri mengaku masih berkomitmen terhadap perundingan damai Israel dengan Palestina, bahwa Yerusalem akan menjadi ibu kota Palestina dan netral terhadap penetapan batas kota.

Sumber dari kantor kepresidenan Turki mengatakan bahwa Presiden Tayyip Edogan dan Macron akan berupaya membujuk Amerika Serikat agar mempertimbangkan kembali keputusan mereka.

Sementara itu, di Gaza, sejumlah petempur kelompok militan menembakkan sedikitnya tiga roket dengan sasaran kota kecil Israel pada Jumat malam. Israel kemudian membalas dengan menyerang sebuah tempat penyimpanan senjata dari udara.

Hamas, yang menguasai Gaza, membenarkan tewasnya dua orang dari kelompoknya akibat serangan udara Israel. Hamas saat ini mendesak warga Palestina untuk terus melawan pasukan Israel.

Pada Sabtu, demonstrasi dari pihak Palestina mulai mereda dibanding dua hari sebelumnya. Sekitar 60 pemuda Palestina melempar bebatuan ke arah para tentara Israel di perbatasan Gaza. Sedikit-dikitnya, 10 orang terluka akibat tembakan balasan dari Israel, kata kementerian kesehatan setempat.