Inilah 10 Wilayah di Mana Pengaruh Amerika Telah Anjlok

Inilah 10 Wilayah di Mana Pengaruh Amerika Telah Anjlok

Turki

Selain Israel, Turki telah dianggap sebagai sekutu Amerika yang paling dapat diandalkan di Timur Tengah selama beberapa dekade, dan telah menjadi anggota penting aliansi NATO sejak 1952.

Namun, hubungan Amerika dan negara tersebut telah menjadi tegang dalam beberapa tahun terakhir. Tersinggung oleh sengketa diplomatik Amerika yang meningkat dari Presiden Recep Tayyip Erdogan yang otoriter dan dukungan terus Amerika untuk orang Kurdi di Suriah, Turki telah menyimpang dari Amerika mengenai berbagai isu regional.

Dalam hal impor gas alam, perang di Suriah, dan kemerdekaan Kurdi, Turki telah beralih ke Rusia dan Iran untuk mendapatkan dukungan sebagai akibat langsung dari gesekan dengan Amerika.

Pengiriman senjata bekas ke Turki, penolakan untuk mengekstradisi pengkhotbah anti-Erdogan Fethullah Gülen dari AS, dan penolakan Erdoğan untuk beralih ke norma liberal Amerika dan Eropa telah memberi kontribusi terhadap penurunan cepat pengaruh Amerika di negara tersebut, yang sekarang melihat keanggotaan NATO-nya semakin tidak perlu.

Afrika

Saat benua Afrika semakin muncul sebagai wilayah yang matang untuk investasi, Amerika telah tertinggal dari saingannya. Kurangnya pengaruhnya terhadap politik Afrika tampak jelas dalam kegagalannya untuk mengendalikan krisis Sudan Selatan, memberikan keamanan di Afrika timur, dan melawan kelompok bersenjata yang ada di seluruh benua hitam tersebut.

China secara khusus telah melangkah ke piring Afrika, dan nilai investasinya di benua tersebut lebih besar daripada Amerika. Sementara pemerintah Obama setidaknya telah mencoba, tetapi tidak berhasil, untuk memperluas jangkauannya di Afrika dari sudut pandang keamanan.

Pemerintah Trump, yang telah mengurangi dana bantuan luar negeri, telah “tertidur di kemudi” menurut Senator Senator Tom Daschle. Pejabat lain seperti mantan perwakilan Amerika untuk Uni Afrika Reuben Brigety, setuju dengan hal itu.

“Hal yang paling mengganggu adalah mereka melihat melampaui kita pada saat ini,” kata Brigety kepada US News and World Report. “Karena [negara-negara Afrika] semakin bertindak bersama-sama. Mereka tidak lagi menunggu kita untuk memikirkan apa yang mungkin sedang kita lakukan.”

Sementara orang Amerika dan Eropa sering melihat Afrika dari lensa keamanan, China telah menggunakan perusahaan milik negara untuk memperkuat pengaruh geopolitik China di benua tersebut melalui proyek industri, infrastruktur, dan pertambangan.

Amerika Latin

Amerika juga semakin disingkirkan China di Amerika Latin yang bisa disebut sebagia halaman belakang Gedung Putih.

Karena Amerika telah mencurahkan perhatiannya ke wilayah lain di dunia, China  melangkah untuk mengisi kekosongan secara ekonomi, dan sekarang telah menggantikan Amerika sebagai mitra dagang utama raksasa regional seperti Peru, Venezuela, Brazil, dan Argentina.

Dalam hal militer, China juga telah memancing dirinya sebagai penyedia senjata di Amerika Latin, dan angkatan laut Pasifik yang berkembang mungkin akan berperan di Pasifik Amerika Selatan di tahun-tahun mendatang.

Nnegara-negara Amerika Latin juga membentuk sebuah kelompok internasional baru yang disebut Komunitas Amerika Latin dan Karibia atau Community of Latin American and Caribbean States (CELAC) (CELAC) yang tidak termasuk Amerika dan Kanada – dan alih-alih bertemu di benua Amerika, CELAC mengadakan sebuah konferensi besar di Beijing pada 2015.

Evan Ellis, seorang ahli Amerika Latin dan profesor di US Army War College, mengatakan kepada CNN bahwa seperti di belahan dunia lainnya, China menawarkan investasi dan keuntungan perdagangan.

“China menyediakan sumber pembiayaan dan pasar ekspor tanpa tekanan untuk mematuhi praktik transparansi, pasar terbuka, dan demokrasi gaya Barat,” kata Ellis. Semua ini sangat menarik bagi negara-negara Amerika Latin seperti Venezuela.

NEXT