
Setelah 12 tahun bertugas di Afghanistan personel Explosive Ordnance Disposal (EOD) atau para penjinak bom Angkatan Udara Amerika akhirnya ditarik pulang. Tim ini masuk ke Afghanistan bersamaan dengan dimulainya Operasi Enduring Freedom yang digelar untuk memburu Osama bin Laden.
Sejak tugas pertama pada 27 September 2002, tim ini telah menyelesaikan 19.847 misi, merespons 6.546 improvisasi alat peledak, 2.665 analisa dan eksekusi pasca-ledakan serta 5.093 tanggapan persenjataan insiden meledak. Menurut Komando Sentral Angkatan Udara sebanyak 20 petugas tewas dalam aksi sejak perang dimulai. Jumlah itu tersebar 12 di Afghanistan dan delapan di Irak.
“Ada sesuatu yang khusus tentang EOD kami – hari demi hari, pahlawan ini rela mempertaruhkan nyawa mereka pada untuk melindungi orang lain,” kata Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Mark Welsh dalam sebuah pernyataan 24 September. “Banyak dari mereka harus membayar dengan harga mahal untuk keberanian itu. Aku tidak bisa mengungkapkan betapa bangganya aku dengan profesionalitas dan catatan tempur mereka.”
Di Irak dan Afghanistan, pasukan spesialis penjinak bom ini menyelesaikan 55.847 misi dan menanggapi 19.946 IED (bom rakitan). Personel EOD telah menerima lebih dari 100 Purple Heart dan beberapa penghargaan atas keberanian tindakan mereka.
“Mengetahui kita tidak melakukannya sendirian, saya berpikir tentang keluarga kita, pengorbanan mereka, meninggalkan rumah dan keluarga untuk ke wilayah yang penuh dengan bahaya serta tekanan yang sangat tinggi. Dan mereka bisa melalui semua itu,” kata Master Chief Sgt. Martin Cortez, Manager EOD bidang karir, dalam sebuah artikel Angkatan Amerika Press Service. “Melihat kembali selama 12 tahun terakhir, 13 sejak 9/11, saya kagum dengan apa yang tim kami telah mencapai bawah kisaran selama OIF dan OEF.”
Keterlibatan Angkatan Udara dalam mendukung EOD mencapai puncaknya pada 2010. Dari pangkalan Eglin sebanyak 74 persen personel atau 36 orang dikirim dari total personel yang berjumlah 45 orang. Kini para teknisi ini kembali ke lingkungan masing-masing namun siap untuk mendukung misi baru.
“Teknisi EOD semua relawan dan mereka adalah kelompok yang unik dari orang-orang yang termotivasi untuk berbagai alasan, tapi semuanya berusaha untuk melakukan yang terbaik,” kata Komandan Squadron EOD 96 Kapten. Nicholas Pulire dalam rilisnya. “Itulah alasan Angkatan Darat meminta kami untuk datang kembali lagi dan lagi, karena teknisi kami yang kompeten dan Angkatan Darat tahu kita bisa melakukan pekerjaan ini.”
Sumber: Military Times