Pasar Jet Tempur Timur Tengah akan Lebih Kalem, Tetapi Tetap Menggiurkan
F-16 Block 70 Uni Emirat Arab

Pasar Jet Tempur Timur Tengah akan Lebih Kalem, Tetapi Tetap Menggiurkan

Rafale/ France Defense

Potensi penjualan lainnya adalah Arab Saudi. Negara ini memperkuat kesepakatan besar di tahun 2011 dengan Boeing untuk 84 jet F-15SA baru dan Eurofighter pada tahun 2007 untuk 72 Typhoon. Namun, masih membutuhkan lebih banyak jet tempur, dan tindak lanjut untuk tambahan 48 Typhoon belum terwujud, kata Bisaccio.

“Pembelian masa depan mungkin harus menunggu beberapa tahun karena harga minyak,” kata tambah Aboulafia, tapi menunggu terlalu lama akan memungkinkan jalur produksi F-15 dan Typhoon bisa mati.

Namun, Sebastian Sobolev, seorang analis pertahanan Avascent Analytics, mencatat bahwa Arab Saudi baru saja membeli armada tempur baru, yang memungkinkannya untuk mendorong pesanan yang diproyeksikan lebih jauh ke masa depan. Ini juga mulai mengalihkan fokusnya dari pengadaan udara ke laut.

“Tidak jelas bahwa F-35 akan menjadi prioritas jangka pendek, bahkan jika tersedia,” katanya. “Perasaan saya adalah bahwa modernisasi [pesawat taktis] disimpulkan baru-baru ini sehingga tidak mungkin sesuatu yang baru akan turun dalam waktu dekat.”

Departemen Luar Negeri Amerika telah mengizinkan hampir US$ 4 miliar senjata ke Bahrain, termasuk penjualan pesawat tempur F-16 yang dihentikan di bawah pemerintahan Obama. Menurut Sobolev  hal itu akan meninggalkan peluang pembelian jet tempur ada di Aljazair, Mesir dan Maroko.

Mesir telah melakukan diversifikasi inventaris tempurnya selama beberapa tahun terakhir, dan saat ini sedang melakukan pengiriman Dassault Rafale dari Perancis dan MiG-29 dari Rusia, kata Bisaccio, yang mencatat bahwa kemungkinan pembelian 12 sampai 24 Rafale lagi.

Pada akhir Oktober, Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi bertemu dengan para pemimpin Perancis dalam paya untuk mendorong kesepakatan tersebut ke depan.

Qatar juga telah memperluas kekuatan tempurnya, dengan membeli 24 Rafale pada tahun 2015 dan menandatangani kesepakatan untuk 36 F-15 awal tahun ini.  Baru-baru ini, negara tersebut menandatangani sebuah  kesepakatan pada bulan September untuk 24 Eurofighter Typhoons, namun menurut Bisaccio perintah tersebut sekarang tampak goyah.

“Saya pikir krisis dengan tetangga mereka agak sedikit mengguncang mereka,” katanya. “Mereka tidak terlalu memikirkan jet tempur.”

Aljazair biasanya membeli pesawat buatan Rusia dan kemungkinan akan melanjutkan tren itu, kata Sobolev. Media Rusia  mengklaim bahwa Aljazair berencana untuk membeli 12 Sukhoi Su-34 – sebuah perintah yang dapat mencapai hingga 40 pesawat. Namun laporan tersebut belum terkonfirmasi dengan pasti.

Avascent juga memprediksi Maroko bisa berinvestasi di empat atau lebih jet tempur untuk bersaing dengan tetangganya Aljazair. Saat ini mereka menerbangkan F-5 dan F-16, yang bisa menunjukkan pesanan lebih banyak F-16.

Meskipun tidak mungkin menghasilkan pesanan jet tempur, persyaratan pesawat terbang ringan UEA dapat membuka pintu bagi negara tersebut untuk membeli pesawat tempur murah seperti A-29 Super Tucano atau versi bersenjata dari Air Tractor AT-802

“Ada banyak pembicaraan bahwa UEA atau Arab Saudi yang mungkin akan mencoba untuk membeli Textron Scorpion,” kata Bisaccio.

“Sebenarnya ada gambar yang muncul pada awal minggu ini dari sebuah Scorpion yang berada di Arab Saudi untuk penerbangan uji, jadi mereka pasti menilainya.”

Dengan kesepakatan besar ke Qatar, Bahrain dan Kuwait diselesaikan, berikut adalah beberapa peluang penjualan yang tersisa: