Komandan penerbangan Angkatan Laut Amerika mengirim sebuah peringatan yang mengerikan kepada Kongres minggu. Kanibalisasi armada tempur mereka telah merajalela dan bisa mengancam kemampuan layanan untuk berperang.
Untuk mendapatkan skuadron tempurnya ke kapal induk, angkatan laut mentransfer ratusan bagian dari skuadronnya yang tidak dikerahkan, sehingga mengurangi kemampuan pesawat terbang untuk menanggapi panggilan tugas jika diperlukan.
“Pada awal Oktober, di komunitas Super Hornet kami sendiri, hanya separuh dari total invetaris kami dari total 542 pesawat terbang mampu melakukan misi,” kata Vice Adm Mike Shoemaker dalam sebuah kesaksian tertulis kepada anggota parlemen minggu ini. “Hanya 170 atau 31 % dari total persediaan sepenuhnya misi mampu dan siap untuk bertempur malam ini.’ ”
Mengutip juru bicara Angkatan Laut Amerika, Flightglobal menjelaskan setengah dari Super Hornets adalah memiliki kemampuan misi berarti pesawat tersebut tidak siap untuk bertempur penuh namun dapat melakukan beberapa misi seperti intelijen, pengawasan dan pengintaian.
Masalah paling akut dialami Super Hornet dan Hornet. Sementara EA-18G Growlers yang memiliki badan pesawat yang sama terhitung lebih baru dibandingkan pesawat lain hingga memerlukan penggantian komponen lebih sedikit saat ini.