Jika Amerika Serika menempatkan rudal balistik mereka di Eropa, maka hal itu akan mengundang respons ‘tit for tat’ dari Rusia. Situasi seperti krisis Kuba pun bisa terulang.
Sebuah sumber di industri roket Rusia mengatakan kepada surat kabar Military-Industrial Courier, jika Amerika menempatkan rudal balistik jarak menengah di Eropa maka hanya dibutuhkan waktu antara 7 sampai 10 menit agar rudal Amerika mencapai target strategis di Rusia
Namun, Rusia dapat memenuhi langkah ini dengan respon “tit for tat” dengan menggelar rudal balistik di Arktik. Dari sana, Moskow bisa mencapai target di Amerika hanya dalam waktu sekitar 10 menit.
Penempatan rudal balistik Amerika di Eropa pernah terjadi sebelum Moskow dan Washington menandatangani Perjanjian INF pada tahun 1987.
Sumber itu menambahkan bahwa Rusia juga dapat menanggapi respons ini ke tingkat berikutnya dengan menggunakan senjata yang telah lama terlupakan yang dikembangkan oleh Uni Soviet, sebuah ICBM kompak berbahan bakar padat yang dikenal sebagai 15Zh59 Kuryer atau oleh NATO disebut sebagai SS-X-26.
Rudal memiliki kelebihan salah satunya bentuk yang kompak dengan panjang hanya 15,2 meter dan berat 15 ton. Selain itu Kuryer memiliki kemampuan unik karena peluncurnya bisa disamarkan sebagai kontainer pengiriman biasa, sehingga memudahkan untuk menyembunyikan senjata tersebut dari observasi udara dan satelit.
Terlepas dari kenyataan bahwa proyek tersebut ditutup pada tahun 1991 karena kesepakatan bersama antara Rusia dan AS, namun akan sangat mungkin untuk segera dikembangkan lagi.
“Jelas bahwa tidak seorang pun, terutama Rusia, menginginkan hal ini. Tetapi jika orang Amerika melakukan langkah pertama, mereka akan menuai apa yang mereka tabur: mereka akan menghadapi iterasi modern dari Operasi Anadyr [penempatan militer Soviet secara rahasia di Kuba pada tahun 1962],” kata sumber tersebut.