Pasukan Irak Masuk ke Kota Terakhir yang Dikuasai ISIS
Pasukan Irak

Pasukan Irak Masuk ke Kota Terakhir yang Dikuasai ISIS

Pasukan Irak bergerak memasuki al-Qaim, sebuah wilayah terakhir tersisa di negara tersebut, yang masih dikuasai ISIS.

Komandan Operasi Bersama pada Jumat 3 November 2017 mengatakan sejumlah satuan tentara Irak, Gerakan Kontra-Terorisme, petempur suku Sunni dan pasukan Gerakan Rakyat dukungan Iran turut dalam serangan merebut kembali al-Qaim dan Rawa, dua kota di perbatasan dengan Suriah.

Untuk mendukung gerak maju pasukan, jet-jet tempur koalisi pimpinan Amerika melancarkan serangan udara. Mereka mengatakan sekitar 1.500 petempur ISIS diperkirakan masih berada di sekitar al-Qaim.

Pembersihan pegaris keras dari kubu terakhir mereka di Irak berlanjut, walaupun terdapat operasi militer pada saat bersamaan di wilayah dikuasai Kurdi di utara.

Pemerintah pusat Irak melancarkan serangan pada 16 Oktober untuk merebut wilayah sengketa, yang diakui oleh Baghdad dan pihak berwenang Kurdi, sebagai pembalasan atas referendum kemerdekaan Kurdi yang digelar pada 25 September.

Dalam serangan kilat, pasukan pemerintah pusat dengan cepat merebut kembali banyak daerah, termasuk kota Kirkuk yang kaya minyak, dari pihak Kurdi, yang telah merebut daerah-daerah tersebut ketika kelompok ISIS menyapu seluruh wilayah Irak utara pada 2014.

Pada Kamis, pasukan Irak mengancam melanjutkan gerakan militer terhadap Kurdi, dengan menuduh mereka menunda penyerahan kendali perbatasan dan memanfaatkan waktu perundingan untuk memperkuat pertahanan mereka.

Sehari sebelumnya pasukan Irak merebut kendali atas ladang gas Akkas dari kelompok ISIS. Menteri ESDM Jabar al-Luaibi kepada wartawan di Baghdad mengatakan pasukan Irak melancarkan serangan pada bulan lalu untuk mengusir kelompok militan dari daerah terakhir yang masih berada di bawah kendalinya di Irak, sebuah wilayah di perbatasannya dengan Suriah, tempat ladang minyak itu berada.

Ladang gas Akkas, yang memiliki cadangan sebesar 5,6 triliun kaki kubik dioperasikan oleh Korea Gas Company (KOGAS) dan berlokasi di barat Provinsi Anbar dekat perbatasan dengan Suriah.

Pembangunan ladang gas Akkas di Irak tertunda setelah kelompok ISIS merebut sebagian besar wilayah di Anbar pada Mei 2014.

KOGAS menghentikan operasi setelah terjadi beberapa serangan oleh militan terhadap lokasi perusahaan di wilayah itu.

Pejabat kementerian ESDM Irak mengatakan bahwa mereka berencana mengirim anggotanya ke Akkas untuk meninjau kerusakan sarana energi tersebut di lapangan.

“Kami akan melakukan kunjungan lapangan untuk meninjau dan membuat laporan tentang kerusakan dan apa yang perlu kami perbaiki secepatnya,” kata insinyur Mohammed Ibrahim yang merupakan anggota sebuah tim perminyakan kementerian ESDM yang mengawasi Akkas.

Irak berencana segera menghubungi KOGAS untuk memulai persiapan melanjutkan pekerjaan pembangunan di ladang gas itu, kata Ibrahim.

“Pasukan keamanan bekerja untuk membersihkan Akkas dari ranjau darat dan jebakan yang mungkin ditinggalkan oleh ISIS,” kata Kolonel Saad Hardan dari kepolisian Anbar.