Seorang anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa hacker Korea Utara telah membobol sistem komputer sebuah galangan kapal mereka dan mencuri rencana teknologi angkatan laut. Hal ini dilakukan saat Pyongyang sedang membangun armada kapal selamnya yang dipersenjatai dengan rudal nuklir.
Kyeong Dae-soo, seorang anggota parlemen dari Partai Korea Liberty mengatakan hal itu kurang dari sebulan setelah sebuah “kesalahan konyol” yang memungkinkan rencana perang Amerika dan Korea Selatan diretas oleh Pyongyang.
“Kami hampir 100 persen yakin bahwa hacker Korea Utara berada di belakang hacking dan mencuri dokumen sensitif perusahaan tersebut,” kata Kyeong kepada Reuters Selasa 31 Oktober 2017. Pejabat industri pertahanan menguatkan cerita Kyeong kepada The Wall Street Journal.
The Wall Street Journal melaporkan sebanyak 60 dokumen rahasia termasuk cetak biru dan data teknis untuk kapal selam dan kapal yang dilengkapi dengan sistem senjata Aegis telah masuk ke tangan Korea Utara.
Berita tentang pencurian tersebut terjadi saat intelijen Amerika menilai bahwa Korea Utara telah memulai pembangunan kapal selam kelas baru seberat 2.000 ton. Kapal ini direncanakan akan membawa rudal nuklir.
Kyeong mengatakan bahwa informasi yang diretas juga berisi rincian tentang rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam, yang telah dicoba oleh Korea Utara sebelumnya tetapi gagal.
Meskipun amerika dan Korea Selatan menikmati keunggulan besar dalam teknologi kapal selam di atas Korea Utara, perairan pesisir dangkal di sekitar Semenanjung Korea yang berisik dengan arus tidak beraturan akan menjadikan pemburu kapal selam terbaik pun akan kesulitan untuk memburu dan menghancurkan mereka.
Korea Utara diperkirakan mengoperasikan sekitar 60 kapal selam, namun tidak satu pun dari mereka yang kemungkinan bisa meluncurkan rudal balistik.
Selain itu, teknologi Aegis, yang juga bocor menjadi andalan Amerika dan sekutunya untuk menangkis rudal lawan.
Meskipun Korea Utara kemungkinan tidak dapat menduplikat teknologi, Aegis adalah pertahanan rudal paling canggih di dunia, dan kebocoran apapun dapat membahayakan keselamatan Angkatan Laut Amerika yang menggunakan sistem itu di kapal mereka.
Sebelumnya pada bulan Oktober, muncul kabar Korea Utara telah meretas rencana perang AS dan Korea Selatan. Para ahli memperkirakan bahwa ancaman cyber dari Korea Utara terus berkembang dan secara serius dapat mempersulit konflik apapun.