Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah mengalami goncangan terbesar yang belum pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Sebagian besar pimpinan puncak telah diganti dengan jenderal kepercayaan Presiden Xi Jinping.
Xi telah memulai proses perombakan menyeluruh dan modernisasi militer. Dan ini tergambar jelas dalam Kongres ke-19 Partai Komunis China yang baru-baru ini berlangsung. Xi menginginkan kekuatan tempur yang bisa mendukung visinya untuk membuat China menjadi kekuatan dunia pada tahun 2050.
Dengan lebih dari 2 juta tentara, China memiliki militer terbesar di dunia, tapi sekarang Xi menginginkannya untuk menjadi kekuatan yang terbaik.
Dia telah menetapkan tenggat waktu untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Pada tahun 2035 dia menginginkannya seluruh kekuatan telah selesai dimodernisasi dan pada tahun 2050 menjadi kekuatan militer kelas dunia.
Pada Rabu 25 Oktober 2017, Xi mengganti tiga dari empat jenderal tertinggi Komite Militer Pusat. Ini adalah langkah terakhir tapi paling penting dalam upaya Xi mengambil kendali mutlak angkatan bersenjata.
Profesor Willy Lam dari Chinese University of Hong Kong sebagaimana dikuti ABC Australia mengatakan bahwa pembersihan telah berlangsung hebat dalam beberapa bulan menjelang Kongres ke-19 Partai Komunis.
“Seluruh struktur PLA telah terguncang. Dalam dua bulan terakhir, kita telah melihat promosi 20 anak didik Xi Jinping,” katanya.
“Jenderal yang Xi Jinping mengenal mereka [para jenderal] saat dia bekerja di provinsi Fujian dan Zhejiang dari tahun 1985 sampai 2007. Dan para jenderal yang dia percaya tersebut telah dipromosikan.”
Proses reformasi Xi, menurut Prof Lam sudah berjalan dengan baik. Tujuh daerah militer telah dibuat kembali menjadi lima komando tempur. Tujuannya adalah untuk memodernisasi agar pasukan lebih bisa bergerak cepat dan siap perang.
Profesor Lam mengatakan bahwa Xi telah menggunakan slogan nasionalisme, seperti klaim atas laut China Selatan dan Timur untuk membangun legitimasinya sebagai orang kuat.
“Tidak ada keraguan bahwa Xi Jinping akan menyimpan sebagian besar anggaran untuk modernisasi militer, terutama modernisasi senjata,” katanya.
“Xi Jinping selaku pemimpin PLA yakin dalam waktu 10 sampai 20 tahun, China dapat menutup celah dengan Rusia, dan sebelum pertengahan abad ini China dapat menutup kesenjangan pertahanan dalam hal kecanggihan militer dan senjata dengan Amerika Serikat. . ”
Kekuatan mereka untuk menjelajah samudera atau yang dikenal sebagai blue water terus dibangun China untuk mendorong kekuatan mereka lebih jauh ke Pasifik. China telah membangun kapal induk kedua dan akan terus menambahnya untuk mewujudkan kekuatan tersebut.
Angkatan laut ditetapkan untuk mendapatkan peningkatan tiga kali dalam jumlah marinir dalam beberapa tahun ke depan. Beijing juga memperluas kehadiran militernya lebih jauh, mendirikan sebuah pangkalan di Djibouti di Tanduk Afrika.

China sudah mulai membangun perangkat keras militernya sendiri termasuk mengembangkan pesawat tempur siluman J-20 dan pesawat tempur J-16 generasi baru.
PLA telah menerima 1.000 helikopter tempur, padahal 20 tahun yang lalu mereka hanya memiliki 100 unit dan mereka digunakan untuk transportasi.
Tapi masih ada jalan yang panjang dan militer China belum diuji dalam pertempuran sejak tahun 1979, ketika mereka mengalami serangan balik yang memalukan oleh tentara Vietnam.
Profesor Joseph Chen, dari City University of Hong Kong, mengatakan bahwa pembangunan militer merupakan bagian tak terpisahkan dari China menjadi negara adikuasa.
“China ingin memiliki kontrol, tapi ini akan menjadi proses jangka panjang dan proses yang mahal, dan ini akan membuat China khawatir, jadi ini akan menjadi kesulitan yang dihadapi China,” katanya.
Xi telah membuat jelas bahwa dia ingin membuat China hebat lagi, dan dia tahu pepatah terkenal Mao Zedong bahwa “kekuatan politik tumbuh dari laras senjata” adalah cara penting untuk melakukannya.