Korea Selatan memutuskan untuk membangun sendiri sistem pertahanan rudal mereka dan tidak melanjutkan keinginannya membeli sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.
Meski Iron Dome selama ini dikenal cukup sukses, tetapi Seoul tidak meyakini senjata tersebut mampu melindungi Korea Selatan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan bahwa Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan telah mengerjakan teknologi inti yang akan menjadi dasar untuk membangun sistem pertahanan rudal sendiri. Nantinya Korea Selatan akan membangun platform yang menggunakan teknik hit to kill atau menangkis rudal dengan menabraknya tanpa menggunakan hulu ledak. Sistem ini mirip seperti yang digunakan Iron Dome ataupun THAAD.
Kantor berita Yonhap melaporkan Senin 16 Oktober 2017 keputusan tersebut dilakukan setelah militer Korea Selatan memutuskan untuk tidak membeli sistem Iron Dome di Israel karena tidak akan efektif melawan serangan besar-besaran menggunakan roket jarak jauh.
Sementara itu, pada Senin Angkatan Laut Korea Selatan dan Amerika memulai latihan besar-besaran yang akan berlangsung selama 10 hari. Sekitar 40 kapal, termasuk kapal induk USS Ronald Reagan, mengambil bagian dalam manuver di perairan sekitar Semenanjung Korea.
Latihan tersebut dilakukan setelah ketegangan yang terus terjadi di kawasan tersebut karena uji rudal dan nuklir yang terus dilakukan oleh Pyongyang. Korea Utara menyebut latihan ini sebagai tindakan provokasi dan memaksa mereka semakin mendekatkan jari ke pelatuk senjata.