
Salah satu pakar papan atas mengenai penjualan senjata Amerika terkejut dengan pengumuman Saudi tersebut.
“Ini sangat mengejutkan mengingat pengumuman Trump selama kunjungannya ke Saudi bahwa pemerintahannya menyetujui sebuah paket sistem pertahanan yang sangat besar untuk Arab Saudi. Itu menunjukkan pejabat Amerika tidak tahu apa-apa tentang keputusan S-400 Saudi, ” tulis Frank Cevasco, mantan Kepala Urusan Internasional di Pentagon dan seorang konsultan veteran untuk perusahaan Amerika dan asing mengenai penjualan senjata.
Cevasco mengatakan dampak penjualan ini akan bergema jauh melampaui pembelian S-400 itu sendiri. Operasi militer dan intelijen mungkin akan terpengaruh. “Amerika memiliki sejumlah besar personel, sistem komunikasi, pesawat militer, kapal, dan kendaraan di wilayah tersebut.”
Dia yakin Saudi tidak akan dapat menghubungkan S-400 dengan infrastruktur Saudi saat ini dan mereka juga tidak dapat menghubungkan S-400 dengan sistem Amerika.
“Yang lebih meresahkan bagi saya adalah bahwa Rusia akan mendapatkan pijakan di sebuah negara yang selama beberapa dekade telah bergantung pada sistem pertahanan yang diperoleh dari Amerika dan Eropa,” tulisnya.
“Interoperabilitas akan tetap ada di berada di sebagian besar wilayah, tapi tidak di alam pertahanan udara dan rudal. Saya khawatir sistem Rusia mungkin mengandung kemampuan untuk mengumpulkan sinyal elektronik dari emisi Amerika dan sekutu. ”
Turki juga membuat marah sekutu Barat dengan memilih S-400 dibanding sistem AS atau Eropa. Cevasco, yang tidak terlibat dalam penjualan ke Turki atau Arab Saudi, mengatakan bahwa dia menduga keputusan Turki untuk memilih S-400 sebagian didorong oleh keinginan Turki untuk memberi sinyal kepada Amerika dan NATO bahwa “ia akan melakukan apa yang dirasakannya sebagai kepentingan terbaiknya.”
Dia berani bertaruh bahwa Rusia menawarkan harga yang sangat menarik yang didorong oleh keinginan Moskow merebut tempat di negara anggota NATO, dan menawarkan transfer teknologi dan partisipasi industri dengan besaran yang tidak akan pernah dipikirkan Amerika.
Cevasco mengatakan Saudi mungkin bertindak karena sejarah panjang dan sulit tentang pengalaman mereka membeli senjata canggih selama 30 tahun terakhir. Sebagian besar penjualan, dia mencatat, dicapai hanya setelah begitu banyak persyaratan yang harus dilewati. Cevasco menduga keputusan bisa datang jauh lebih cepat di Moskow daripada di Washington.
Seorang mantan pejabat senior sekutu utama NATO menyebut pembelian tersebut sebagai hal yang cukup mengejutkan dalam hal keseimbangan strategis. Sumber tersebut kesepakatan itu sebagai ironi. ” Saudi marah kepada AS sejak kesepakatan Iran (Joint Comprehensive Plan of Action), sementara Rusia adalah jelas pendukung Iran”
Dan itu tentu saja menimbulkan pertanyaan menarik tentang penjualan senjata senilai US$ 110 miliar yang dikatakan Presiden Donald Trump pada saat kunjungannya ke kerajaan kaya minyak ini. Apakah hal itu benar-benar ada. Keputusan Arab Saudi membeli S-400 juga menimbulkan pertanyaan tentang komitmen Saudi terhadap sebagian besar penjualan senjata Amerika di masa depan.