Giliran Rusia Disebut Tewaskan 150 Warga Sipil Suriah
Jet tempur Rusia di Suriah

Giliran Rusia Disebut Tewaskan 150 Warga Sipil Suriah

Serangan yang menewaskan warga sipil tidak hanya dituduhkan ke Amerika, Rusia pun disebut juga melakukan hal yang sama.

Bahkan serangan Jet Rusia dan Suriah menewaskan sedikit-dikitnya 150 warga sipil dan melukai puluhan lain dalam seminggu pemboman di wilayah oposisi, Suriah barat laut.

Menurut petugas penyelamat serangan bom terkini terjadi setelah sekelompok pemberontak yang dipimpin oleh bekas cabang Al Qaida di Suriah pada pekan lalu melancarkan sebuah serangan besar terhadap daerah yang dikuasai pemerintah di Hama utara.

“Kami telah mengangkut 152 jenazah dan telah menyelamatkan 279 warga sipil sejak terjadinya serangan bom yang dilancarkan oleh Rusia dan pemerintah,” kata Salem Abu al Azem, seorang pekerja penyelamat senior dari pertahanan sipil oposisi di Idlib  Rabu 28 September 2917.

Dia menambahkan bahwa sejumlah jenazah masih dalam proses pengangkatan dari reruntuhan bangunan yang rata oleh serangan udara.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa mereka hanya menyerang kelompok garis keras. Mereka membantah tudingan yang menyatakan serangannya menyasar warga sipil, prasarana dan pusat kesehatan.

Petugas pertahanan sipil dan pekerja bantuan kemanusiaan lainnya telah mencatat adanya penghancuran enam rumah sakit, lima pusat pertahanan dan pembangkit listrik dalam beberapa hari pertama serangan bom tersebut. Serangan juga menghantam tempat pengungsian penduduk sipil.

Serangan dimulai dengan melakukan pemboman terhadap daerah dan kota di selatan Idlib, kubu utama para pemberontak. Namun beberapa hari belakangan, serangan telah menyebar ke sebagian besar kota di seluruh provinsi yang berbatasan dengan Turki itu.

Ribuan keluarga telah melarikan diri dari kota-kota seperti Jisr al Shqour dan Jabal al Zawya ke daerah pedesaan yang relatif lebih aman dari pemboman, kata pekerja bantuan.

Kremlin mengatakan pada awal pekan ini bahwa presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan akan bertemu dengan rekannya dari Turki, Tayyip Erdogan dalam sebuah kunjungan ke Ankara pada Kamis.

Pihak pemberontak Suriah mengatakan bahwa Turki ingin mendapatkan persetujuan Moskow, kekuatan yang berperan besar di Suriah, untuk melancarkan rencana pengerahan pasukannya ke Idlib.