Apa Yang Terjadi Jika Amerika Menarik Diri dari Kesepakatan Nuklir Iran?

Apa Yang Terjadi Jika Amerika Menarik Diri dari Kesepakatan Nuklir Iran?

Masalahnya bagi Trump adalah bahwa dia mungkin terlalu melebih-lebihkan atau terlalu percaya diri bisa melakukan semuanya sendirian. Sanksi terhadap Iran bisa bekerja karena melibatkan koordinasi global, dan mencakup langkah-langkah luas untuk membatasi kemampuan Iran menjual minyak dan menggunakan sistem keuangan internasional untuk melakukan penjualan minyak.

Hasil koordinasi tersebut secara signifikan mengurangi ekspor minyak Iran, sebuah langkah yang sangat merusak ekonomi dan memaksa Iran pergi ke meja perundingan.

Tetapi Amerika kemungkinan akan memiliki masalah yang jauh lebih serius dibandingkan pembatasan ekspor minyak  itu sendiri.

Gampangnya, Amerika akan kehilangan satu-satunya cara untuk memantau program nuklir Iran dengan benar, menimbulkan kerusakan pada hubungan yang sudah goyah dengan sekutu kunci, mengorbankan niat baik internasional dan membuat konflik menjadi lebih mungkin. Hasil akhirnya: konfrontasi yang tidak perlu dengan Iran.

Menarik diri dari kesepakatan pada dasarnya akan membuat situasi yang sama seperti di Korea Utara di mana mengakhiri program nuklir negara tersebut tidak mungkin dilakukan.

Pasar minyak mungkin akan menafsirkan langkah Trump untuk membatalkan kesepakatan nuklir sebagai bullish untuk minyak, namun Iran mengabaikan upaya hipotetis untuk mengendalikan ekspor minyaknya.

Saeid Khoshrou, Direktur Urusan internasional di National Iranian Oil Co., mengatakan kepada Bloomberg bahwa Iran “tidak khawatir” dengan kemampuannya untuk mengekspor minyak karena tindakan Amerika.

Sebagaimana ditulis OilPrice.com, Iran saat ini memproduksi sekitar 3,8 juta barel per hari  dan ekspor sekitar 2,2 juta barel per hari, ditambah 400.000 bpd kondensat. Khoshrou mengatakan bahwa sekitar 60 persen minyak dikirim ke Asia sementara 40 persen sisanya masuk ke Eropa.

Sebelum sanksi dicabut pada awal 2016, ekspor minyak mentah Iran dipaksa turun menjadi kurang dari 1 juta barerl per hari. Kecil kemungkinan jika bekerja sendiri Amerika bisa menekan ke tingkat yang sama sebelum sanksi dicabut. “Seluruh Eropa tidak akan mengikuti kebijakan Amerika,” kata Khoshrou, sebagaimana dilaporkan Bloomberg. “Untuk ekspor, saya tidak khawatir tentang itu.”

Dengan alasan ini, beberapa pihak ragu Trump akan berani mencabut diri dari kesepakatan nuklir Iran. Bahkan Iran pun skeptis bahwa AS akan melakukan tindakan terburu-buru seperti itu.

“Kami tidak berpikir Trump akan keluar dari kesepakatan meskipun ada retorika dan propaganda,” kata Presiden Iran Hassan Rouhani  kepada wartawan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB pekan lalu.

Baca juga:

Kebodohan CIA Jadi Awal Iran Punya Nuklir