Ada 4 Alasan, Kenapa Misi Terakhir Bomber Amerika ke Korea Beda

Ada 4 Alasan, Kenapa Misi Terakhir Bomber Amerika ke Korea Beda

Pada Sabtu 23 September 2017, beberapa jam setelah ancaman terbaru dari Kim Jong Un yang mengatakan bahwa Pyongyang akan segera menguji bom hydrogen ke Pasifik, Amerika Serikat kembali mengirimkan pembom B-1B Lancer yang terbang dari Pangkalan Guam.

Pesawat kemudian dikawal oleh F-15C Eagle yang berangkat dari Pangkalan Okinawa Jepang. Pesawat terbang di wilayah udara internasional di atas perairan timur Korea Utara.

Misi pengiriman bomber ke dekat Korea Utara sebenarnya bukan hal yang baru. Bahkan telah terlalu sering hal itu dilakukan. Misi ini dilakukan biasanya setelah Korea Utara melakukan uji rudal atau nuklir mereka.

Tetapi misi terakhir dilakukan dengan sejumlah perbedaan dibanding sebelumnya. Pentagon mengatakan perbedaan ini sebagai sebuah pesan yang semakin jelas kepada Korea Utara bahwa Amerika akan sangat siap untuk menggunakan opsi militer jika Pyongyang terus melakukan program nuklir dan senjatanya.

Sedikitnya ada empat perbedaan misi 23 September dengan sebelumnya. Apa saja?:

1. Perbedaan yang paling jelas adalah pesawat terbang di utara Zona Demiliterisasi (DMZ). Ini adalah yang pertama dilakukan selama abad ke-21. Biasanya penerbangan hanya dilakukan di lepas pantai Korea Utara.

2. Perbedaan kedua adalah bahwa penerbangan dilakukan pada malam hari sementara sebelumnya selalu pada siang hari hingga akan dapat dilihat dengan mudah. Amerika sepertinya ingin mengirim pesan kepada Pyongyang bahwa mereka bisa datang kapanpun, bahkan ketika Kim Jong un sedang tertidur lelap.

3. Perbedaan ketiga, dalam misi terakhir tidak ada keterlibatan pesawat sekutu yang mengawal pembom B-1. Pesawat hanya dikawal jet tempur Amerika Serikat. Dalam misi-misi sebelumnya bomber didampingi jet-jet tempur baik dari Jepang ataupun dari Korea Selatan.

4. Perbedaan lain dalam misi ini tidak dilibatkan F-35B milik Korps Marinir Amerika Serikat. Pada beberapa kali misi sebelumnya jet tempur siluman tersebut juga dikirim untuk ikut show of force di depan mata Kim Jong un.