Negara Kecil ini Menjadi Tempat Bermain Kekuatan Super Dunia

Negara Kecil ini Menjadi Tempat Bermain Kekuatan Super Dunia

Wilayah Djibouti sebagian besar tandus

Djibouti juga memiliki relevansi komersial yang signifikan di persimpangan Afrika, Timur Tengah dan Samudra Hindia. Negara ini  kemudian mengembangkan pelabuhan maritim yang penting dan mendirikan fondasi untuk pusat komersial yang sedang berkembang. Negara ini juga menyediakan pelabuhan vital untuk Ethiopia yang terkurung daratan.

Amerika membayar US$ 79 juta per tahun untuk sewa pangkalannya dan China diperkirakan akan menghasilkan US$ 126 juta untuk proyek mereka, di samping proyek infrastruktur yang sedang berjalan. Bagi Djibouti, semua ini akan sangat mentuntungkan.

Negara ini memiliki rencana ambisius yang disebut sebagai “Djibouti 2035” untuk meniru Dubai, dan seluruh UEA.

“Dalam 20 tahun ke depan kami ingin Djibouti mencapai tingkat Singapura atau Dubai,” kata Youssouf Moussa Dawaleh, Presiden Kamar Dagang Djibouti, pada sebuah konferensi di tahun 2014. “Kita bisa sampai di sana jika kita bekerja sama.”

Seperti Dubai, sebagian besar lansekap Djibouti yang tandus tidak cocok untuk pertanian, sehingga memanfaatkan posisi strategis negara tersebut di mulut Teluk Aden sangat penting untuk mengubah negara menjadi pusat logistik regional.

BBC melaporkan sebanyak 14 proyek infrastruktur, yang berjumlah lebih dari US$19 miliar, difokuskan untuk memperluas koneksi darat, udara dan darat untuk menc apai Djibouti 2035.

Aspek yang paling penting bagi pelancong adalah bandara baru, yang akan memiliki kapasitas untuk menyambut 30 kali jumlah pengunjung saat ini. Rencananya dibuka pada 2018 dengan landasan pacu cukup besar untuk jet komersil modern.

Namun, segudang masalah ekonomi masih dihadapi negara terutama masalah kesenjangan ekonomi. Di balik  konstruksi dan hotel yang mencolok, menurut angka 2014, 42 persen penduduk lokal Djibouti  hidup dalam kemiskinan ekstrim dan 48 persen angkatan kerja menganggur.