Pasukan Rusia di wilayah Timur Jauh masih dalam kondisi biasa-biasa saja dan belum diberi peringatan meski terjadi lonjakan ketegangan baru-baru ini antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
“Angkatan Bersenjata Rusia di Timur Jauh, termasuk unit pertahanan udara, bekerja seperti biasa. Tidak ada perintah untuk meningkatkan kesiapan tempur,” kata seorang sumber di Distrik Militer Timur kepada Sputnik Jumat 12 Agustus 2017.
Pernyataan ini membantah klaim sebelumnya oleh senator Rusia Viktor Ozerov, yang mengatakan kepada Sputnik bahwa sistem pertahanan udara di Timur Jauh mendapat perintah untuk meningkatkan status siaga tinggi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Rusia telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas eskalasi di semenanjung Korea. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia menentang senjata nuklir Korea Utara dan menambahkan bahwa risiko konflik Washington-Pyongyang menjadi perang sangat tinggi.
Ketegangan di Semenanjung Korea baru-baru ini diintensifkan karena beberapa uji coba nuklir Korea Utara dan peluncuran rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Bulan lalu, Pyongyang melakukan dua uji coba rudal antar benua.
Awal pekan ini, Washington Post melaporkan, mengutip sebuah penilaian rahasia oleh pejabat intelijen Amerika, bahwa Pyongyang telah berhasil mengembangkan sebuah hulu ledak nuklir mini yang dapat ditempatkan di dalam ICBM-nya.
Meskipun demikian, pasukan Rusia di Timur Jauh siap menghadapi skenario konfrontasi di Semenanjung Korea. Secara khusus, selalu ada risiko bahwa rudal Korea Utara dapat terbang ke Rusia karena kesalahan teknis atau kesalahan perhitungan dalam koordinat targetnya.
Langit Rusia di wilayah ini dilindungi oleh Komando pertahanan udara dan rudal ke-11 yang berkantor pusat di Khabarovsk. Ini adalah salah satu unit yang paling mampu dan maju dalam militer Rusia.
Vladivostok adalah rumah bagi divisi pertahanan udara ke-93 termasuk empat divisi S-300PS dan dua divisi S-400. Bersama-sama mereka memiliki total hampir 50 peluncur.
Selain itu, divisi pertahanan udara ke-25 ditempatkan di Komsomolsk-on-Amur. Unit ini memiliki delapan divisi S-300PS dan dua divisi S-300V, yang terdiri dari total 80 peluncur rudal.
Selanjutnya, Armada Pasifik dapat menjadi bagian dari sistem pertahanan udara dan rudal terpadu. Kapal induk, kapal penjelajah rudal Varyag, dipersenjatai dengan sistem pertahanan udara Fort (versi S-300 berbasis kapal). Sistem ini memiliki jangkauan operasional hingga 200 kilometer dan ketinggian hingga 27 km.
Armada Pasifik juga mencakup resimen rudal 1.532 yang ditempatkan di Petropavlovsk-Kamchatsky. Mereka juga memiliki tiga divisi sistem rudal S-400.
“Perisai rudal di Timur Jauh Rusia tidak memiliki potensi untuk mencegat ICBM. Pada saat yang sama, sistem S-300 dan S-400 yang ditempatkan di wilayah tersebut dengan mudah dapat mencegat rudal midrange Korea Utara,” ahli militer Rusia Mikhail Khodarenok Sputnik.
Ahli menunjukkan bahwa untuk segera mendeteksi peluncuran rudal balistik, perlu menggunakan aset Angkatan Udara, termasuk satelit sistem peringatan dini.
Baca juga: