Prototipe tank medium Kaplan MT yang dibangun Indonesia dan Turki akan ditampilkan dalam parade militer memperingati HUT TNI 5 Oktober 2017 mendatang.
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan saat ini telah dibangun dua prototipe, satu sudah selesai di Turki dan akan dibawa ke Indonesia untuk ikut parade.
Abraham mengatakan, Kaplan MT yang dikembangkan bersama FNSS, produsen alutsista Turki itu selanjutnya akan menjalani uji senjata di Indonesia. “Lalu akan melakukan ‘blasting-test’ di Indonesia,” katanya Selasa 1 Agustus 2017.
Menurut Abraham, blasting-test itu untuk menguji kehandalan meriam kaliber 105 milimeter yang menjadi senjata utama tank tersebut. “Hasil blasting-test akan kita koreksi hingga final. Nanti yang kita bangun di Pindad itu betul-betul sudah first-article, bukan prototipe,” kata dia.
Abraham mengatakan, dalam kerjasama bersama FNSS itu, rencananya akan dibuat dua prototipe. “Untuk pengembangan itu masing-masing Rp150 miliar. Bukan dari Pindad tapi dari Kementerian Pertahanan,” kata dia.
Satu prototipe yang sudah rampung sempat dipamerkan di Turki masih memerlukan melewati serangkaian proses uji coba, termasuk uji senjata. Rencananya tank medium buatan bersama Pindad-FNSS itu akan dilengkapi meriam utama 105 milimeter dan dua senjata tambahan kaliber 7.62 milimeter dan 12,7 milimeter. “Prototipe yang akan kita bangun di Indonesia itu sudah lengkap,” kata dia.
Karena kelas medium maka tank ini akan ada di bawah main battle tank Leopard, yang dimiliki Indonesia. Namun karena lebih kecil tank ini akan lebih mampu bermanuver sementara senjata kaliber 105 milimeter juga sangat mampu dan cocok untuk infanteri dan kavaleri. Namun tank medium tentu akan memiliki lapisan lapis baja yang lebih ringan.
Abraham mengatakan, pengembangan tank itu menggunakan pendanaan bersama Indonesia-Turki. “Karena kita kerjasama pendanaan bareng-bareng, keduanya punya kepentingan. Bahwa penetapan masin dari mereka, tapi tentu diskusi dengan kita. Memang ada beberapa permintaan user yang belum kita akomodir karena masih pengembangan bersama,” kata dia dilansir Tempo.
Konten lokal tank buatan Pindad-FNSS itu ditargetkan menembus 40 persen. “Mesinnya masih Cartepilar. Kita harus akui mesin total beli dari sana. Tapi kalau bicara disain, dan part lain yang berupa suporting, sudah dari kita semua,” kata Abraham.
Abraham mengaku, pemerintah sudah membahas recana pembelian tank tersebut. “Sudah ada pembahasan waktu itu,TNI akan mengganti, akan membentuk satuan mana, dan akan mengganti tank yang mana. Sudah ada pembicaraan,” kata dia. Sedikitnya, TNI akan memesan 20 unit tank tersebut.
Soal harga, Abraham mengaku masih belum tahu. “Paling tidak [harganya] di bawah Leopard. Mungkin setara dengan Pandur buatan Chech, atau tank milik Korea yang terbaru,” kata dia.
Baca juga: