Australia Pantau Ketat Pergerakan Kapal Mata-Mata China
Kapal mata-mata China

Australia Pantau Ketat Pergerakan Kapal Mata-Mata China

Diam-diam sejumlah kapal Angkatan Laut China berlayar mepet di dekat perairan Australia yang mendorong pemerintah Sydney secara intensif mengawasi pergerakan kapal tersebut.

Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne mengatakan Australia memantau sebuah kapal mata-mata China dengan “sangat hati-hati”, karena kapal tersebut mengamati latihan militer antara Australia dan Amerika Serikat awal bulan Juli.

Pekan lalu, ABC mengungkapkan bahwa Angkatan Pertahanan telah melihat kapal intelijen milik China di perairan internasional, dekat latihan Perang Talisman Sabre di Queensland.

Pejabat senior militer secara pribadi menyebut tindakan tersebut “provokatif”, walaupun Menteri Luar Negeri Julie Bishop dengan cepat meredanya. Menlu Bishop menekankan bahwa China berhak berlayar dekat dengan Australia, dengan tetap berada di perairan internasional.

Menhan Payne memiliki pandangan yang sama dengan Menlu Bishop, namun juga mengamati bahwa Australia telah terus mengawasi kapal China berteknologi tinggi tersebut.

“Mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan tertentu, tapi kami sangat sadar akan perilaku mereka, dan sadar akan aktivitas yang mereka lakukan,” kata Menhan Payne Kamis 27 Juli 2017.

“Tindakan semacam ini ada dalam batas-batas hukum internasional, tapi kita perhatikan dengan saksama, dan seharusnya tidak ada yang meremehkan apa yang kita amati.”

Pejabat dan politisi Australia telah berhati-hati untuk tidak mengkritik China secara terbuka, yang telah mengirim kapal untuk mengamati latihan Perang Talisman Sabre ke perairan internasional.

Ini dilakukan karena pemerintah Australia telah berulang kali mengatakan kepada China untuk menghormati kebebasan navigasi di perairan internasional di Laut China Selatan, yang kini diperebutkan.

Menhan Payne mengatakan posisi Australia sudah konsisten. “Kami berpegang teguh pada peraturan hukum dan pengamatan hukum internasional, dan ini mendukung kebebasan terbang diatasnya dan kebebasan bernavigasi,” kata Menhan Payne.

“Jika saya mengekspresikan pandangan sebaliknya, maka akan bertentangan dengan pandangan yang telah lama kita miliki.”

China telah mengkritik Angkatan Laut Amerika Serikat karena melakukan patroli pengawasan di perairan internasional di Laut China Selatan. China menyebutnya sebagai “ancaman serius” terhadap keamanannya.

Tapi Menhan Payne tampaknya menyiratkan patroli China di lepas pantai Australia telah melemahkan argumen Beijing tentang Laut China Selatan.

“[China] menerapkan kebebasan navigasi dan terbang di atasnya, dan seperti yang Anda tahu kita juga lakukan itu di laut dan perairan melalui wilayah kami, beberapa di antaranya membawa sejumlah besar perdagangan dunia,” katanya.

 

Beberapa surat kabar milik negara di China menuduh media Australia melebih-lebihkan laporan soal kapal mata-mata China.

Sebuah editorial di surat kabar Times Global mengatakan patroli China yang serupa kemungkinan akan diulang di masa depan.

“Saat Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melakukan patroli bersama secara sepihak di Laut China Selatan, kapal angkatan laut China dan kapal mata-mata sekarang mulai muncul di perairan, yang memiliki arti signifikan bagi negara barat,” kata editorial tersebut.

“Jelas, ini hanyalah awal dari operasi China di masa depan. China akan membangun lebih banyak kapal perang dan saat ini memanfaatkannya sepenuhnya.”