Belgia memutuskan untuk menarik kapal fregatnya dari misi Uni Eropa guna memecah perdagangan manusia di dekat Libya karena kehadiran kapal tersebut justru mendorong para migran untuk melakukan perjalanan berbahaya melintasi Mediterania tengah.
Belgia telah mengirim sebuah kapal frigat untuk ambil bagian dalam operasi Uni Eropa untuk memetakan dan mengganggu jaringan penyelundup manusia di lepas pantai Libya yang mengirim migran ke Italia.
Meski menyelamatkan para migran bukanlah tugas inti dari kapal militer yang merupakan bagian dari misi tersebut, mereka seringkali harus melakukannya.
“Saya pribadi berpikir operasi ini tidak boleh diulang karena itu benar-benar gila. Tidak ada logika untuk itu,” kata Menteri Imigrasi Belgia Theo Francken kepada penyiar VTM dan dikutip Reuters Minggu 16 Juli 2017.
“Ini bukan tentang apakah kita harus menyelamatkan mereka atau tidak, tapi ini menciptakan efek pada migran dengan lebih banyak orang mati sebagai hasilnya. Ini memalukan di Eropa,” tambah Francken.
Seorang jurubicara Kementerian Pertahanan Belgia mengatakan bahwa negara tersebut akan terus menjadi bagian dari misi tersebut hanya jika pemerintah Libya mengizinkan kapal UE di dalam perairannya.
Badan Perbatasan Uni Eropa Frontex mengatakan bulan ini, dalam enam bulan pertama tahun 2017, sekitar 85.000 orang tiba di pantai selatan Italia atau lima kali lebih tinggi dari pada periode yang sama tahun lalu. Warga negara Nigeria, Bangladesh dan Pantai Gading sebagai pencari suaka di Eropa tertinggi di Eropa.
Baca juga:
Mungkinkah Belgia akan Memberi Kejutan dalam Sistem Pertahanan Rudal?