Amerika Serikat dan Israel mempersiapkan operasi militer bersama di Suriah, namun rencana tersebut dibatalkan menyusul laporan tentang sistem pertahanan rudal S-400 telah diaktifkan di wilayah tersebut.
Penasihat politik Suriah Suleiman al Suleiman mengatakan , operasi tersebut rencananya akan dilakukan pada 2-4 Juli.
“Operasi tersebut dibatalkan setelah ada laporan bahwa sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dan sistem peringatan serangan rudal telah diaktifkan di Suriah,” kata al-Suleiman dalam sebuah wawancara dengan Sputnik Arabic Kamis 13 Juli 2017.
Moskow mengerahkan sistem S-400 ke Suriah setelah pada bulan November 2015 ketika sebuah F-16 Turki menembak jatuh pembom tempur Su-24 Rusia di perbatasan Suriah-Turki.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Sputnik Persian, Emad Abshenass, seorang analis politik Iran dan kepala redaksi koran Press Iran, mengatakan bahwa ada sebuah rencana Amerika dan Israel untuk membagi Suriah. Rencana tersebut digagalkan karena peran Iran dalam konflik tersebut.
“Keterlibatan aktif Iran di Suriah dan Irak telah secara signifikan membantu Angkatan Darat Suriah dalam perang melawan ISIS. Sebenarnya, keterlibatan Iran membantu mengganggu rencana Amerika Serikat dan Israel untuk membagi Suriah dan Irak. Inilah mengapa Israel mencari sebuah alasan untuk membenarkan serangannya di wilayah Suriah, “kata Abshenass.
Pada bulan Juni, Pasukan Pertahanan Israel meluncurkan beberapa serangan terhadap posisi Angkatan Darat Suriah dan pasukan sekutunya.
Mengomentari kejadian tersebut, pakar militer dan strategi militer Suriah Mayjen Jenderal Suleiman memperkirakan serangan itu menjadi bagian dari sebuah rencana” untuk mendestabilisasi Suriah dan memperlemah sekutu Damaskus.
Selanjutnya, al-Suleiman menceritakan pemikirannya tentang bagaimana situasi di Suriah telah berubah setelah pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin pada KTT G20 di Hamburg.
“Sebelum KTT masyarakat internasional melawan Damaskus dan Tentara Suriah, semua orang berbicara tentang ‘garis merah’ yang tidak boleh diseberangi. Pada saat yang sama, para teroris terus menerima dana dari luar negeri. Tetapi setelah zona de-eskalasi disetujui puncak rencana Washington untuk Suriah menjadi tidak mungkin, “kata penasihat tersebut.
Setelah perundingan Putin-Trump di Hamburg, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Amerika, Rusia dan Yordania mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Suriah barat daya.