Sebuah helikopter Basarnas tipe AS365N3+Dauphin jatuh di Temanggung, Pegunungan Sindoro, Jawa Tengah, Minggu 2 Juli 2017.
Helikopter ini terhitung baru. Dibangun pabrikan Eurocopter/Airbus dan dirakit PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Dauphin dikenal memiliki sejumlah keunggulan dibanding helikopter jenis lainnya.
Helikopter ini mampu terbang di lingkungan panas atau lembab. Helikopter juga mampu bermanuver dengan baik.
AS365N3+Dauphin juga memiliki sistem autopilot terbaik dan satu-satunya sistem autopilot helikopter yang berfokus pada ketinggian, bukan kecepatan.
Helikopter SAR ini digadang-gadang sebagai helikopter dengan kemampuan terbaik karena dilengkapi teknologi Flight Management System.
Ini instrumen yang digunakan pilot untuk mengatur rencana terbang meliputi jalur yang akan dilewati pesawat, kecepatan take-off, cruisingdan landing, serta informasi lainnya yang harus disiapkan sebelum penerbangan dimulai.
Helikopter AS365N3+Dauphin ini juga dapat lepas landas di atas kapal. Percobaan pernah dilakukan di atas kapal Sigma Class Ship, yaitu kapal patroli dengan kemampuan untuk mengarungi samudera untuk patroli maritim Zona Ekonomi Eksklusif.
Untuk daya angkut, helikopter AS365N3+Dauphin ini mampu mengangkut beban hingga 4.300 kilogram atau 12 orang dengan kecepatan maksimal 269 kilometer per jam dengan ketahanan terbang mencapai 4,3 jam. Kabinnya lapang dengan pintu geser lebar cocok untuk mengangkut dan mengevakuasi korban.
Helikopter ini juga memiliki fenestron atau rotor belakang dalam sirip tertutup yang senyap dengan jarak pisau yang tidak sama sehingga dapat meredam tingkat kebisingan serta memiliki tingkat efisiensi tinggi.
Baca juga: