Dorongan Rusia untuk membangun kapal selam diesel Kelas Lada menunjukkan bahwa negara tersebut akan terus meningkatkan kekuatan kapal selam non-nuklirnya.
Berbicara di Pameran Pertahanan Maritim Internasional 2017 di St. Petersburg pada Rabu 28 Juni 2017, Vice Admiral Viktor Bursuk, Wakil Panglima Angkatan Laut Rusia, mengatakan bahwa kapal selam diesel Kelas Lada akan menjadi proyek utama dalam pengembangan kekuatan kapal selam non-nuklir Rusia.
Bursuk menambahkan bahwa kapal selam ini akan menerima serangkaian modernisasi, secara khusus mencakup melengkapi kapal dengan sistem propulsi udara-independen.
Keputusan ini berbeda dengan sebelumnya di mana Rusia sempat menyatakan menghentikan pembangunan Kelas Lada dan beralih ke Kelas Kalina.
Alexander Buzakov, Direktur Jenderal Galangan Kapal Admiralteiskiye Verfi yang berbasis di St. Petersburg yang membangun kapal selam kelas Lada (Project 677), menyampaikan bahwa kapal selam keempat dan kelima dari proyek ini akan dibangun dalam lima tahun ke depan.
“Dengan membangun serangkaian besar kapal selam diesel” 667 “dengan sistem propulsi udara-independen, Lada akan mengembangkan armada kapal selam non-nuklirnya secara aktif,” kata pakar militer Rusia Mikhail Nenashev dalam sebuah wawancara dengan Sputnik Kamis 29 Juni 2017.
Menurutnya, ini akan menjadi respons Rusia terhadap dorongan militer Amerika dalam mengembangkan kekuatan non-nuklirnya.
“Jika kita mempertimbangkan underwater air independence (kemampuan kapal selam untuk terendam dalam jangka waktu yang lama) dari sudut pandang geopolitik, kapal selam diesel-electric rudal torpedo juga merupakan salah satu vektor untuk pengembangan senjata non-nuklir, ” Nenashed menambahkan.
Menurutnya banyak sistem baru sedang digunakan di kapal selam kelas Lada, Sankt Peterburg, yang saat ini sedang menjalani tes akhir oleh Armada Utara Rusia.
“Banyak sistem yang digunakan, terutama yang terkait dengan navigasi dan radar arrays serta electronic warfare, dan cyber-security,” kata Nenashev.
Pembangunan Sankt Peterburg, kapal pertama Project 677, dimulai pada bulan Desember 1997 dan diperkenalkan ke Angkatan Laut untuk operasi percobaan pada bulan April 2010. Dua kapal selam kelas Lada lainnya telah ditetapkan.
United United Shipbuilding Corporation mengatakan tahun lalu bahwa pembangunan Kronstadt dan Luki akan selesai antara tahun 2018 dan 2019.
Kapal selam air propulsion independence, yang biasanya menggunakan sel bahan bakar hidrogen-oksigen, lebih senyap dibandingkan kapal diesel-listrik konvensional dan tidak perlu ke permukaan atau menggunakan tabung snorkel untuk menghirup udara, sehingga melindungi diri dari deteksi radar dan sensor lainnya.
Perpindahan permukaan kapal selam kelas Lada sekitar 1.800 metrik ton dengan kedalaman menyelamnya sekitar 350 meter. Kecepatan maksimum sekitar 21 knot (39 kilometer per jam).
Kapal Selam Kelas Lada, membawa enam peluncur torpedo 533 mm dan dapat menembakkan rudal jelajah Kalibr, dirancang untuk mempertahankan pangkalan angkatan laut, perairan pantai dan jalur komunikasi laut. Mereka dapat digunakan secara efektif terhadap kapal permukaan dan kapal selam.
Baca juga: