Filipina menggempur kelompok militan di Marawi baik dari udara maupun darat. Pemerintah menargetkan bisa menyelesaikan pertempuran sebelum akhir pekan ini, bertepatan dengan Idul Fitri.
Serangan ini dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa bala bantuan pemberontak dapat tiba setelah Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci Ramadan.
Pertarungan di Marawi memasuki minggu kelima dan hampir 350 orang tewas, kata hitungan resmi. Warga melarikan diri mengatakan melihat sejumlah mayat di dalam reruntuhan rumah akibat pemboman dan bakutembak.
“Serangan kami ditujukan untuk membersihkan Marawi menjelang akhir Ramadhan,” kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla, saat komandan tentara dan polisi melakukan pertemuan di kota Cagayan de Oro, untuk menyusun ulang strategi dan operasi melawan petempur yang menyatakan kesetiaannya kepada ISIS.
“Kami tidak dapat memastikan kapan dapat mengakhiri ini, karena kami sedang bertempur dari pintu ke pintu dan terdapat banyak jebakan yang berbahaya bagi pasukan kami,” tambahnya Selasa 20 Juni 2017.
Pertempuran Marawi telah membuat khawatir negara-negara Asia Tenggara terhadap kehadiran kelompok ISIS mencoba mendirikan benteng di Filipina selatan yang dapat mengancam seluruh wilayah.
Padilla mengatakan bahwa serangan militer yang dilancarkan bertujuan untuk mencegah konflik tersebut meningkat setelah Ramadan berakhir.
“Kami mengamati dengan seksama kelompok tertentu dan kami berharap mereka tidak akan ikut bertarung,” kata Padilla.
Beberapa warga Muslim Marawi mengatakan kelompok lain dapat saja bergabung dalam pertempuran setelah Ramadan.
“Sebagai umat Islam yang taat, kita dilarang berperang selama bulan Ramadan. Jadi setelah itu, mungkin ada kelompok baru yang masuk,” kata Faisal Amir, yang tetap tinggal di kota meski terjadi pertempuran.
Pertarungan berlangsung ketat pada Selasa, saat pasukan keamanan melancarkan serangan baru untuk mengusir militan yang bercokol di kawasan perdagangan Marawi, sebelah selatan menuju danau di tepi sungai kota.
Pesawat terbang menjatuhkan bom dari udara, di darat serangan dilancarkan dengan tembakan otomatis didukung dengan ledakan bom dan artileri. Kendaraan lapis baja melepaskan tembakan peluru sementara para militan menanggapi dengan tembakan dan roket granat.
Kopral tentara di dekat garis depan mengatakan kepada Reuters bahwa tentara sedang memberi tanda pada rumah dan bangunan yang telah dibersihkan.
“Kita masih harus membersihkan lebih dari 1.000 bangunan,” katanya. Ia menambahkan bahwa satuan infanteri ditinggalkan di area yang telah “dibersihkan” untuk mencegah militan merebut kembali wilayah mereka yang telah berhasil diamankan.
Pada Senin, militer mengatakan bahwa 257 petempur, 62 tentara dan 26 warga tewas. Ratusan orang belum diketahui keberadaannya, diyakini bersembunyi di ruang bawah tanah kota tersebut.