AS Tembak Drone Suriah, Pertempuran Kian Mengarah ke Perang Antar-Negara
Tentara Amerika di Suriah

AS Tembak Drone Suriah, Pertempuran Kian Mengarah ke Perang Antar-Negara

Sebuah pesawat tempur bersenjata melepaskan tembakan ke pasukan yang didukung koalisi Amerika pada  Kamis 8 Juni 2017 di luar sebuah garnisun militer kecil di selatan Suriah di mana pasukan operasi khusus Amerika melatih pemberontak Suriah.

Menurut pejabat Amerika Serikat tembakan pesawat tak berawak, yang diyakini sebagai Shahed-129 buatan Iran tersebut tidak mengenai sasaran dan  bom yang dijatuhkan  gagal meledak.

Sebuah pesawat tempur F-15 milik Amerika segera dikirimkan dari  lapangan terbang terdekat kemudian menembak jatuh drone tersebut. Ini adalah  kali pertama sebuah pesawat tempur Amerika menghancurkan sebuah pesawat musuh dalam pertempuran udara ke udara sejak Februari 2009.

Sebelumnya pada hari itu, pesawat tempur koalisi menghancurkan dua truk bersenjata  senapan mesin yang melaju menuju garnisun Tanf.

Insiden tersebut merupakan bagian dari eskalasi peran militer Amerika di Suriah, satu yang berisiko membuat pasukan Amerika bertabrakan dengan Iran, sekutu Suriah yang dekat.

Pentagon tidak yakin militer Iran mengujicobakan pesawat tersebut. “Itu jelas-jelas dimaksudkan sebagai serangan,” kata Kolonel Amerika Kolonel Ryan Dillon, juru bicara kampanye melawan ISIS yang berbasis di Baghdad   kepada wartawan di Pentagon melalui teleconference sebagaimana dilaporkan LA Times. “Kami tidak melihatnya sebagai tembakan peringatan.”

Militer Amerika  sekarang telah melakukan tiga serangan udara dalam waktu kurang dari sebulan terhadap apa yang dikatakannya sebagai kekuatan Suriah yang diarahkan oleh pemerintah Iran dan setia kepada Presiden Suriah Bashar Assad.

Pasukan tersebut telah berkumpul selama beberapa minggu terakhir di luar  zona de-confliction 35 mil yang membentuk pangkalan tersebut dan dinegosiasikan dengan sekutu Suriah Rusia.

Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah menggenjot jumlah penasehat operasi khusus, senjata dan dukungan lainnya untuk pemberontak Suriah yang berjuang untuk menolak akses ISIS ke Badia, sebuah daerah terpencil di wilayah tenggara Suriah yang telah lama menjadi saluran bagi ISIS bergerak ke Irak dan menuju Iran dan kembali. Pemberontak juga ingin menggulingkan pemerintahan Suriah, meski kedua belah pihak sama-sama memusuhi ISIS.

Dengan dukungan dari koalisi pimpinan Amerika  pemberontak telah merebut ratusan mil persegi di sana dari ISIS. Pertempuran gurun pasir merupakan pendahuluan untuk kampanye di provinsi Dair Alzour yang kaya minyak, yang sebagian besar berada di tangan ISIS, dan juga kota Raqqah, ibukota kelompok militan tersebut.

Puluhan Toyota Land Cruiser baru yang mengilap, dilengkapi dengan platform yang bisa membawa senjata berat, dikirimkan ke Tanf, sebuah basis kecil yang digunakan pasukan khusus AS, Inggris dan Norwegia untuk dijadikan landasan pacu untuk melatih, membekali dan bertempur  bersama mitra pemberontak mereka.

Senapan A.S. yang lebih canggih, termasuk pesawat tak berawak dan proyektil yang dirancang untuk membersihkan ladang ranjau, telah digunakan dalam konfrontasi baru-baru ini antara pemberontak di selatan Suriah dan pasukan yang setia kepada Assad.

Namun kampanye tersebut telah mendorong Assad dan sekutunya – termasuk  penasihat militer Iran dan juga pasukan militer tidak beraturan dari Lebanon, Irak dan Afghanistan  untuk meluncurkan serangan mereka sendiri di Badia melawan ISIS dan pemberontak.

Selain itu, Rusia telah mengerahkan pesawat tempur dan pasukan khusus untuk memperkuat pasukan darat Assad yang babak belur.

“Semua pihak, orang Amerika, Irak, Suriah, Iran, berpacu melawan waktu untuk mengkonsolidasikan posisi strategis mereka antara Irak dan Suriah,” kata Fawaz Gerges, seorang profesor studi Timur Tengah di London School of Economics.