Melacak Sejarah Brutal Bom Napalm

Melacak Sejarah Brutal Bom Napalm

Napalm di Perang Vietnam

Penggunaan Napalm di Perang Vietnam

Militer Amerika  menggunakan Napalm-B secara ekstensif selama Perang Vietnam – sampai 400.000 ton (362.874 metrik ton). Di film atau newsreels dari era ini, Anda mungkin telah melihat gambar-gambar pesawat yang menyelam rendah, lalu tiba-tiba muncul dari  bola api besar yang meledak di bawahnya.

Itu mungkin ketika napalm beraksi. Seorang pensiunan Letnan Kolonel Amerika, yang berbicara dengan San Francisco Chronicle, menggambarkan pengaruhnya  “seperti selimut yang berapi-api membakar semua yang diterpanya”.

Meskipun Perang Vietnam menghasilkan banyak gambar bom meledak dan akibatnya, tidak ada yang yang lebih terkenaln dari foto Phan Thi Kim Phuc, yang diambil oleh fotografer Associated Press Nick Ut. Kim Phuc berusia 9 tahun saat desanya diboikot oleh pasukan Amerika. Dalam gambar yang terkenal, Kim Phuc dan sekelompok anak berlari, melarikan diri dari desa mereka. Phuc telanjang, menjerit karena napalm sedang membakar tubuhnya.

Setelah menyadari betapa sakitnya dia, Ut membawa Kim Phuc ke rumah sakit. Dia bertahan tapi setelah mengalami luka bakar tingkat tiga yang parah dan 17 operasi. Pada akhir remaja dan awal 20-an, pemerintah Vietnam menggunakan Kim Phuc sebagai alat propaganda, memaksanya untuk berbicara dengan wartawan dari luar negeri.

Akhirnya, dia dan suaminya melarikan diri ke Kanada. Dia sekarang tinggal di pinggiran kota Toronto, dan meskipun dia masih berurusan dengan rasa sakit karena luka-lukanya, dia berbicara secara terbuka tentang kengerian napalm.  Dia juga seorang Duta Goodwill U.N. dari foto yang diambil  Ut, bersamaan dengan gambar para biksu yang terbakar, salah satu foto yang paling banyak dilihat dari perang.

Penggunaan napalm di Vietnam membantu menggembleng gerakan anti perang di Amerika Serikat. Salah satu sasarannya adalah Dow Chemical Company, yang memproduksi napalm untuk pemerintahan Amerika  dari tahun 1965 sampai 1969.

Protes terhadap Dow dan boikot produknya terjadi di seluruh negeri. Perekrut perusahaan menghadapi demonstrasi yang mematikan di kampus-kampus, dalam beberapa kasus mendapati diri mereka dibarikade di gedung-gedung.

Menanggapi kritik tersebut, Dow mengatakan bahwa pihaknya bertanggung jawab kepada pemerintah Amerika  untuk memenuhi permintaan napalm. Perusahaan juga mengklaim bahwa napalm hanya mewakili sebagian kecil – 0,5 persen – dari keseluruhan penjualan.

Setelah kontrak Dow berakhir, American Electric Inc. memenangkan kontrak pemerintah berikutnya untuk memproduksi napalm. Beberapa perusahaan lain yang menghasilkan napalm untuk pemerintah menghadapi protes (dan beberapa di antaranya tidak mengajukan penawaran untuk kontrak napalm di masa depan), namun tidak ada perusahaan lain yang terkait dengan napalm seperti Dow.

Meskipun pemerintah Amerika  secara resmi mendaur ulang batch terakhir napalm pada tahun 2001, beberapa berpendapat bahwa napalm masih digunakan sampai sekarang di Irak.  Benarkah?

Next: MK-77 dan Napalm di Irak