Efek Napalm pada Kesehatan dan Lingkungan
Napalm adalah senjata yang sangat merusak. Serangan sangat lengket dan bisa menempel pada kulit bahkan setelah disiram, menyebabkan luka bakar yang mengerikan. Karena napalm terbakar sangat panas, sedikit kontak dengan zat tersebut bisa mengakibatkan luka bakar tingkat dua, yang akhirnya menyebabkan bekas luka yang disebut keloid.
Luka bakar yang disebabkan oleh senjata pembakar seperti napalm sangat sulit ditangani oleh dokter, menurut Physicians for Social Responsibility.
Napalm dapat menyebabkan kematian karena luka bakar atau sesak napas. Bom Napalm menghasilkan karbon monoksida sekaligus menghilangkan oksigen dari udara. Udara di area pengeboman bisa 20 persen atau lebih karbon monoksida.
Efek ini terjadi karena napalm membakar sebagian oksigen di udara, mengubah CO2 (karbon dioksida) menjadi CO (carbon monoksida). Dalam beberapa kasus, orang bisa mati seperti direbus di sungai-sungai yang diserang dengan bom napalm.
Bahan baku napalm juga bisa berbahaya, meski kurang begitu bila campuran napalm dinyalakan sebagai bagian dari bom. Jika Anda pernah merasa sedikit pusing setelah bernapas dalam asap di sebuah pompa bensin, Anda bisa mengerti. Tapi ketika polystyrene, ramuan umum lainnya dalam napalm, terbakar pada suhu tinggi, ia menjadi styrene, yang beracun.
Meskipun salah satu penggunaan awal napalm adalah untuk pertanian, Dr. Fieser menemukan bahwa ia menghancurkan crabgrass dengan membakar benih spesies invasif sambil mempertahankan rumput lain yang diperlukan, telah terbukti merusak lingkungan.
Kebakaran yang disebabkan oleh napalm dapat menyebabkan kerusakan yang meluas. Di Vietnam, militer Amerika memanfaatkan kemampuan ini dengan menggunakan napalm untuk menghancurkan hutan yang oleh tentara Vietnam Utara diandalkan untuk perlindungan.
Penggunaan napalm yang ekstensif di Vietnam, bersama dengan Agent Orange, diyakini telah berkontribusi terhadap masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang terus berlangsung di negara tersebut.
Di Amerika Serikat, penyimpanan napalm yang tidak terpakai telah membuktikan masalah yang diperdebatkan. Pada tahun 1998, para pemrotes mengalihkan kembali muatan napalm dalam perjalanan ke pabrik daur ulang, mungkin takut terjadi kebocoran napalm, seperti yang terjadi di Fasilitas Dukungan Senjata, Detasemen Fallbrook, di California Selatan. Tumpukan ini, yang diduga merupakan kumpulan terakhir napalm di gudang senjata Amerikatelah dibongkar dan didaur ulang pada tahun 2001.