Australia Pertimbangkan Kirim Pasukan Tambahan ke Afghanistan

Australia Pertimbangkan Kirim Pasukan Tambahan ke Afghanistan

Australia sedang mempertimbangkan permintaan NATO untuk menambah pasukan yang ditempatkan ke Afghanistan.

Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull pada Jumat mengatakan  hal tersebut sehubungan dengan pertimbangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan menambah pengiriman pasukan lagi dalam misi yang dipimpin NATO.

Turnbull tidak menyebut secara terperinci permintaan dari pihak militer NATO yang diterima dalam kunjungan Turnbull di Afganistan akhir bulan lalu, meskipun ia mengatakan “terbuka” pada media.

“Kita tentu saja terbuka untuk bertugas di sana, tetapi harus melihat komitmen Pasukan Pertahanan Australia di tempat-tempat lain di dunia,” kata Turnbull kepada wartawan di Sydney Jumat 12 Mei 2017.

“Ini pending bahwa kita melanjutkan – bersama-sama dengan sekutu dalam usaha di Afghanistan, melanjutkan tugas berama-sama,” katanya dilaporkan Reuters.

Australia saat ini menugaskan hampir 300 pasukan di Afghanistan serta memberi pelatihan bagi pasukan Afghanistan.

Petugas intelijen AS pada Kamis mengatakan bahwa keamanan di Afghanistan baca memburuk apabila pasukan keamanan dari AS dan sekutu pimpinan NATO tidak ditingkatkan.

Pasukan Afghanistan yang telah dilatih oleh sekutu NATO masih lemah dalam mengendalikan Afghanistan yang menghadapi konflik 16 tahun dengan Taliban.

Pada Februari, Jenderal John Nicholson dari AS yang menjadi komandan pasukan asing di Afghanistan mengatakan dalam dengar pendapat di kongres bahwa dia membutuhkan tambahan beberapa ribu pasukan internasional untuk mengunci Taliban.

Reuters melaporkan pada April bahwa pemerintahan Trump mengkaji masalah Taliban dan akan mengirim antara 3.000-5.000 orang lagi untuk bergabung pada pasukan di Afghanistan.

Amerika dan sekutu-sekutu NATO selanjutnya mengajukan tambahan pasukan yang semarang berjumlah 13.450 orang termasuk 6.900 tentara AS yang menjadi pelatih dan penasehat angkatan bersenjata Afghanistan.

Amerika Serikat juga akan mengirim sekitar 1.500 personel baru sebagai bagian dari pasukan unit kontra-terorisme yang akan membidik kelompok IS dan kantong-kantong al-Qaeda.

Sekjen NATO Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan pada pena ini bahwa sekutu mempertimbangkan permohonan pasukan baru meskipun Jerman sebagai salah satu negara angora mengesampingkan pengiriman pasukan baru ke Afghanistan.