Sebuah kontraktor keamanan swasta yang dikontrak pemerintah AS untuk mengamankan sebuah pangkalan udara Irak dituduh menutup mata terhadap praktik prostitusi, menyelundupkan alkohol dan berbagai pelanggaran keamanan yang dilakukan oleh anggotanya.
Hal itu terungkap dalam laporan dari , sebuah laporan oleh he Associated Press yang dirilis Rabu 3 Mei 2017 lalu. Dalam laporan tersebut dikatakan kontraktor pertahanan swasta Sallyport Global mengabaikan pelanggaran yang dilakukan dalam kontrak senilai US$ 700 juta untuk melindungi Balad Air Base di utara Baghdad.
“Ada tuduhan pelacuran, perdagangan manusia, perdagangan seks. Wanita dibawa dari negara lain di Baghdad,” kata Kristie King, seorang penyidik internal yang dipecat oleh Sallyport.
“Sallyport tidak ingin kita melihat ke dalamnya dan menutup kita dengan ancaman dilepaskan dari pekerjaan jika kita menggali lebih dalam,” tambahnya.
Lebih dari 150 dokumen yang diperoleh AP serta wawancara dengan lebih dari setengah lusin karyawan Sallyport sebelumnya atau saat ini mengungkapkan banyak pelanggaran di pangkalan jet tempur F-16 yang ambil bagian dalam koalisi pimpinan Amerika melawan ISIS.
Para personel kontraktor itu dilaporkan menjadi pelanggan sebuah prostitusi di Baghdad, mempekerjakan empat wanita Ethiopia, yang pernah bekerja sebagai pelacur dengan menyamar sebagai pembantu rumah tangga di pangkalan.
Dilaporkan secara rutin mereka menerbangkan alkohol yang diselundupkan ke dalam volume tinggi sehingga pesawat hampir jatuh karena terlalu berat. Padahal ada larangan personel di pangkalan mengkonsumsi alcohol.
Petugas jalur penerbangan, yang mengarahkan pesawat terbang di landasan pacu dan menangani kargo, pernah mabuk ketika bekerja.
Kristie King dan koleganya Robert Cole menemukan bahwa staf Sallyport di Irak bekerja dengan milisi Syiah yang didukung Iran untuk mencuri tiga generator besar dari pangkalan tersebut dengan total kerugian sebesar US$ 1 juta.
“Tetapi tidak ada yang melaporkan, itu adalah bencana dan ditutup rapat, itu benar-benar tertutup,” kata Cole.
Penyidik mengatakan bahwa Sallyport memintan mereka untuk membuat dua buku laporan tentang kemungkinan kejahatan dan pelanggaran kontrak. “Satu untuk dilihat pemerintah dan satu untuk tidak diperlihatkan ke pemerintah “.
Sallyport membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka telah menepati semua peraturan kontrak di pangkalan tersebut.
“Perusahaan melihat beberapa laporan tentang kesalahan di Balad dengan sangat serius,” kata perusahaan keamanan tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Sallyport memiliki catatan kuat untuk menyediakan layanan keamanan dan dukungan kehidupan di zona perang menantang seperti Irak dan memainkan peran penting dalam perang melawan ISIS.”
Baca juga: