
Tetapi China lebih terkenal dengan sistem rudalnya sendiri berfungsi dalam strategi anti-acess / area denial wilayah. Lantas di mana China akan melakukan misi SEAD untuk menghadapi pertahanan udara musuh? Bisa Taiwan bisa Jepang.
Namun, pesawat perang elektronik ini mungkin paling berorientasi untuk melawan kapal perang permukaan Angkatan Laut AS yang mengandalkan rudal permukaan ke udara SM-2, SM-6 dan Sea Sparrow untuk menembak jatuh pesawat dan rudal anti-kapal.
Ini sangat potensial saat senjata dan sensor mereka dikoordinasikan oleh sistem tempur Aegis, yang mencakup kapal-kapal Amerika, Jepang, Korea Selatan dan angkatan laut Australia segera menyusul.
JH-7 yang menggunakan kombinasi rudal anti-radar YJ-91 dan peperangan elektronik akan bisa menjadi “mimpi buruk” bagi kapal-kapal yang dilengkapi Aegis. Tentu saja, menggunakan jamming radar saja bukan secara otomatis bisa mematikan pertahanan udara.
Namun, jamming akan menurunkan kemampuan pendeteksian radar dan jangkauan penargetan yang efektif, membuat segerombolan rudal atau pesawat terbang yang menyerang lebih mungkin membanjiri pertahanan.
Dengan upaya China mengubah keseimbangan kekuatan militer di Samudera Pasifik, pesawat seperti J-16D memang akan menawarkan spektrum penuh kemampuan perang udara yang seimbang dengan Amerika Serikat. Dan Amerika mau tidak mau harus waspada.