
Bahkan dengan beban maksimum perlengkapan perang elektronik, J-16 akan memiliki enam dari 12 hardpoint yang bisa digunakan untuk membawa senjata. China memiliki tiga jenis rudal anti radiasi (ARM), yang dirancang untuk menyerang radar musuh dari kejauhan.
Rudal CM-103 memiliki jarak serang sejauh 62 mil dan mungkin cukup akurat untuk mencapai sasaran laut dan darat dengan hulu ledak seberat 176 pon. China juga memiliki salinan revolusioner rudal Kh-31P yang dikembangkan di dalam negeri yang dikenal sebagai YJ-91. Rudal ini memiliki jangkauan yang sedikit lebih jauh dan juga memiliki aplikasi anti-kapal.
Akhirnya, ada rudal LD-10 ARM yang berasal dari rudal antipesawat PL-12. Tentu saja, J-16D bisa membawa persenjataan lainnya di hardpoint underwing-nya.
China telah menerbangkan pesawat tempur lain dengan kemampuan perang elektronik, pesawat JH-7 Flying Leopard yang dirancang di dalam negeri, sekitar 240 di antaranya berada di Angkatan Udara Amerika dan dan Naval Air Force.

Pesawat ini mampu beroprsai jarak jauh dan kecepatan maksimum 1.75 Mach. Flying Leopard dapat membawa sekitar 20.000 pon amunisi, termasuk rudal anti-radar. Baik JH-7 dan versi upgrade JH-7A memiliki banyak pemancar jamming.
Namun, Flying Leopard tidak memiliki peralatan perang elektronik yang terintegrasi dalam badan pesawat dan lebih terbatas sebagai platform perang elektronik daripada pesawat multiperan.
China juga mempertahankan armada pesawat kecil yang lebih kecil dan lebih lambat yang dapat memberikan dukungan jamming pada jarak dekat. Mereka termasuk pesawat angkut Y-8GX dan Y-9GX yang dilengkapi jamter taktis dan peralatan perang elektronik lainnya, dan pesawat tempur elektronik HD-6 yang didasarkan pada bomber H-6. Drone Xiangway “Soaring Dragon” baru juga memiliki aplikasi sebagai jammers taktis.
Jika Beijing menginginkannya, mungkin bisa mengembangkan J-16D yang berbasis kapal induk. Pesawat tempur J-15 Flying Shark yang beroperasi dari kapal induk juga dikenal sebagai pesawat yang didasarkan pada keluarga Flanker, dan melakukan upgrade serupa menjadi varian dua kursi J-15SD tampaknya masuk akal.
Namun, satu keterbatasan adalah muatan rendah yang bisa dibawa oleh J-15, karena keterbatasan berat lepas landas maksimum yang diberlakukan oleh landasan ski jump kapal induk China.