Dia memindahkan peluncur rudal Tomahawk yang menghancurkan ke dalam tembak-menembak di negara itu minggu lalu dan juga mengirim armada kapal perang ke daerah tersebut.
Sebuah kapal selam nuklir Amerika Serikat melintas di Terusan Panama, sebuah jalur yang mengubungkan Amerika Utara dan Selatan pada 18 April 2017 lalu.
Saat melintas, kapal selam tersebut sengaja memunculkan diri ke permukaan sehingga semua orang dengan mudah mendeteksinya. Tentara bersenjata juga terlihat mondar-mandir di dek.
Pejabat pertahanan Amerika Serikat sebagaimana dilansir Daily Star mengkonfirmasikan bahwa kapal selam sedang menuju ke Samudera Pasifik. Beberapa pihak meyakini kapal ini akan bergerak menuju Korea Utara.
Namun kabar Amerika mengirim kekuatan besar-besaran ke Semanjung Korea sempat diganggu dengan fakta kapal induk USS Carl Vinson dan kelompok tempurnya yang digembar-gemborkan Trump dikirim ke Korea Selatan, justru terdeteksi ada di Selat Sunda.
Amerika yang selama ini selalu mengancam akan melakukan tindakan militer pada Pyongyang juga mulai mengubah sikap dengan mengatakan akan memaksa Kim Jong un untuk duduk di meja perundingan. Hal ini berarti Washington akan menekankan upaya diplomatik yang akan bersifat memaksa.
Ketegangan di Korea juga ditandai dengan kabar China telah mengirimkan ratusan ribu tentaranya ke perbatasan Korea Utara. Sedangkan Pyongyang sendiri tetap tegas dengan ancamannya akan menghancurkan setiap kekuatan, terutama Amerika, jika mereka meyakini akan terjadi agresi. Pyongyang tidak akan segan-segan melakukan serangan pertama.