Senjata Super Yang Tak Pernah Maju Perang
2S7 Pion

Senjata Super Yang Tak Pernah Maju Perang

2S7 Pion

Artileri Berat

Meriam artileri berat juga menjadi senjata yang tidak pernah dibawa ke medan perang. Selama Perang Dingin, Amerika dan Uni Soviet berinvestasi dalam mengembangkan meriam artileri yang sangat merusak. Kedua kekuatan ingin mengembangkan senjata untuk memberikan proyektil berkadar nuklir taktis rendah pada jarak yang relatif dekat.

Uni Soviet membangun self-propelled cannon 2S7 Pion 203-mm dan 2S7 Malka. Terlepas dari kenyataan bahwa mereka dirancang untuk menembakkan proyektil khusus, beberapa jenis amunisi non-nuklir juga dikembangkan. Sebagai contoh, proyektil ddaya ledak tinggi 3FOF35 110-kg yang bisa bisa dipecat pada jarak hingga 50 km.

Namun, senjata ini memiliki kelemahan yang signifikan. Senjata ini memiliki akurasi rendah pada jarak menengah dan jarak jauh. Selain itu, kedua meriam self-propelled memiliki cadangan amunisi kecil. Namun demikian, Angkatan Bersenjata Rusia masih memiliki 300 unit Pion dan Malka, yang tidak pernah digunakan dalam pertempuran.

Negara-negara Barat secara aktif mengembangkan sistem artileri berat pada era 1940-1945. Nazi Jerman memiliki self-propelled Karl 600-mm dan meriam kereta api Dora 800-mm. Secara khusus, mereka digunakan selama Perang Patriotik Besar dekat Sevastopol dan Brest Fortress.

Little David Mortar

Pada tahun 1944, AS menguji diuji Little David  Mortar yang memiliki kaliber 914 mm dan berat 88 ton. Namun, meriam tidak masuk layanan.

Next: Monster Kaspia