Dua kapal angkatan Laut Inggris HMS Erebus dan HMS Terror yang jadi misteri selama 160 tahun karena hilang tanpa kabar pada 9 September 2014 lalu akhirnya ditemukan. Kedua bangkai kapal ditemukan di kawasan Kanada.
Kedua kapal, bersama kapten dan 129 awak terakhir terlihat berlayar ke utara Kanada pada bulan Juli 1845. Diyakini kapal kemudian terperangkap dalam es laut. Bahkan untuk bertahan hidup awak kapal terpaksa memakan mayat kawan sendiri (kanibalisme).
Dua kapal ini telah begitu lama menyimpan misteri. Berbagai kisah muncul. Dan apakah penemuan bangkai keduanya akan mengungkap misteri tesrebut?
Sejarah Kapal
HMS Erebus dan HMS Terror merupakan kapal canggih pada masanya yang terbuat dari baja. Dikisahkan seorang perwira angkatan laut yang sudah berpengalaman dan berkali-kali memimpin ekspedisi, dan kali itu tahun 1845, dia diperintahkan Sir John Barrow memimpin ekspedisi lagi, yakni menyelesasikan pemetaan bagian barat laut ujung Kanada dan melayari Kutub Utara.
Dua kapal ini berangkat pada ekspedisi nahas mereka dari London Mei 1845, dan terakhir kali terlihat berlayar menuju Lancaster Sound. Dua kapal penangkap ikan paus pada bulan Juli tahun itu melaporkan telah melihat kedua kapal. Setelah itu, mereka tidak pernah terlihat lagi.
Setelah itu tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi dengan kru, para ahli percaya kapal hilang pada tahun 1848. Banyak diduga kru kapal terjebak dalam es di dekat Pulau King William. Para kru meninggalkan kapal dalam kondisi putus asa untuk mencoba mencaris elamat.
Pada tahun 1850 sisa-sisa pertama dari kamp musim dingin ditemukan pada Beechy Island, termasuk lebih dari 600 kaleng dan makam W.Braine, J.Hartnell dan J.Torrington, meskipun catatan yang menjelaskan di mana ekspedisi sudah tidak dapat ditemukan .
Kemudian, pada 1854, seorang penjelajah bernama John Rae datang di Inuit dan mendapatkan keterangan dari masyarakat setempat yang menyebutkan bahwa para awak kapal karena kelaparan, akhirnya menjadi kanibal, makan mayat sesamanya yang sudah lebih dulu tewas sebelum mereka sendiri meninggal. Rae juga menemukan piring perak kecil dengan ukiran ‘Sir John Franklin KCB’.

Apa yang terjadi dengan mereka? Misteri masih mengelilingi tentang apa sebenarnya yang terjadi pada kru. Akhirnya sebuah ekspedisi ke Pulau King William, dekat ke tempat kecelakaan berhasil menemukan catatan yang ditulis Franklin. Terungkap dari catatan tersebut ekspedisi berkemah di Beechy Pulau antara 1845-1846. Selanjutnya Erebus dan Teror berlayar ke selatan ke pintu masuk Selat Victoria.
Di sini pada tanggal 12 September 1846 dua kapal terperangkap dalam es utara dari King William Island, dan menghabiskan dua musim dingin di sini antara September 1846 dan April 1848.
Catatan mengatakan Franklin meninggal pada 11 Juni 1847, tanpa ada penjelasan penyebab kematian. Komando kemudian diberikan ke Francis Crozier. Para awak kemudian meninggalkan kapal mereka pada tanggal 22 April 1848. Sebanyak 105 kru yang selamat dipimpin oleh Crozier berangkat menuju Kembali River.
Setelah itu, sejarawan mengandalkan catatan Inuit untuk nasib orang-orang, dan percaya bahwa beberapa mungkin telah kembali ke kapal, yang tenggelam pada waktu yang berbeda. Diperkirakan beberapa korban mungkin masih hidup hingga akhir 1850.
Kegagalan ekspedisi adalah peristiwa besar di Inggris pada pertengahan abad ke-19. Kapal Franklin adalah salah satu yang paling dicari dalam arkeologi laut, dan Harper mengatakan penemuan itu akan menjelaskan apa yang terjadi pada kru Franklin. Menggoda jejak telah ditemukan selama bertahun-tahun, termasuk mayat tiga awak ditemukan pada tahun 1980-an.
Hilangnya Franklin menjadi salah satu pencarian terbesar dan terpanjang dalam sejarah pencarian penyelamatan yakni dari 1848-1859. Pencarian bahkan akhirnya membuka membuka bagian Kutub Utara Kanada pada tahun 1850-an. Rute ini dari Atlantik ke Pasifik melalui kepulauan Arktik. Penjelajah Eropa mencari bagian sebagai rute yang lebih pendek ke Asia, tapi ternyata diberikan tidak ramah oleh es dan cuaca.




Comments are closed