Hampir $ 300 juta Rafale Prancis adalah sebuah kemewahan yang Angkatan Udara Malaysia sakit mampu ketika lebih murah dan bisa dibilang pilihan yang lebih baik Rusia yang tersedia.
Malaysia sedang mencari jet tempur baru untuk mengganti armada MiG-29 mereka yang sudah berusia 22 tahun. Prancis berada di garis depan dengan menawarkan Dassault Rafale, pesawat generasi ke-4++.
Prancis sangat ingin memperluas pasar senjata mereka di Malaysia setelah sebelumnya berhasil mencicipi kue di negara ini dengan keberhasilan menjual empat pesawat angkut Airbus A400. Sebelumnya Prancis juga telah sukses menjual dua kapal selam Kelas Scorpene untuk Angkatan Laut Diraja Malaysia.
Tidak kurang Presiden Prancis Francois Hollande mendarat sen diri di Kuala Lumpur pada Maret 2017 untuk ikut membujuk Kuala Lumpur memilih Rafale dalam kompetisi Multi-Role Combat Aircraft (MRCA).
Namun, Malaysia sepertinya tidak menjadi terburu-buru untuk menjatuhkan pilihan. Kabar bahwa pilihan jet tempur sudah mengerucut ke dua pilihan yakni Rafale dan Typhoon telah dibantah oleh Malaysia.
Komandan RMAF Tan Sri Roslan mengatakan Malaysia akan mengambil keputusan setelah mengevaluasi beberapa jenis pesawat tempur. “Kita sekarang dalam tahap akhir dari mempelajari perusahaan mana yang mampu memenuhi persyaratan kami dan keputusan tidak akan dibuat dalam jangka pendek,” katanya.
Malaysia selama ini dikenal sebagai negara yang mengoperasionalkan pesawat dari dua kutub, satu pesawat MiG-29 yang dibangun era Soviet dan F/A-18 Hornet yang dibangun Boeing Amerika Serikat. Sekarang Malaysia mungkin akan meninggalkan dua kutub ini dan mencari sudut lain ke Eropa.
Pertanyaannya apakah Rafale adalah pilihan terbaik bagi Malaysia? Bagaimana jika dibandingkan dengan jet dibangun Rusia? Mari kita lihat