
9. Ku-Go Death Ray
Seperti banyak Combattants lainnya, Jepang secara aktif bekerja untuk mengembangkan sinar kematian, konsentrasi energi tinggi yang dapat menjatuhkan ratusan pesawat dari jarak jauh.
Menurut dokumen yang disita oleh militer AS setelah perang, Jepang bekerja membuat sinar kematian ini sejak tahun 1939 di laboratorium di Noborito.
Para peneliti mengembangkan magnetron bertenaga tinggi yang dapat menghasilkan sinar radiasi. Tim Fisikawan Sinitiro Tomonaga mengembangkan sebuah magnetron berukuran 8 inci (20 cm) dengan diameter output peringkat 100kW.
Tetapi diragukan teknologi ini bisa bekerja seperti sinar kematian yang dikenal dalam fiksi ilmiah. Perhitungan menunjukkan bahwa balok, jika terfokus dengan baik, bisa membunuh kelinci lebih dari jarak 1.000 meter, tetapi hanya jika kelinci tinggal diam selama setidaknya 5 menit.