Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut dunia sedang menghadapi krisis kemanusiaan terbesar sejak 1945.
Koordinator kemanusiaan PBB, Stephen O’Brien mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB saat ini lebih dari 20 juta orang di empat negara di Afrika dan Timur Tengah beresiko kelaparan dan kelaparan.
“Kami berdiri di titik kritis dalam sejarah kami,” katanya. “Tanpa upaya kolektif global dan terkoordinasi, orang akan mati karena kelaparan.”
Ia menyebut krisis ini menjdi terbesar dalam sejarah PBB, yang didirikan pada tahun 1945, dan secaara khusus meminta dana US$ 4,4 miliar pada bulan Juli untuk memerangi kelaparan ekstrem di Yaman, Sudan Selatan, Somalia, dan timur laut Nigeria .
“Empat negara ini memiliki satu kesamaan Konflik.,” Katanya dilansir NPR Sabtu 11 Maret 2017. “Ini berarti bahwa kita, Anda, memiliki kemungkinan untuk mencegah dan mengakhiri kesengsaraan dan penderitaan lebih lanjut. Itu semua kemungkinan untuk mencegah krisis ini, mencegah kelaparan dan mencegah bencana kemanusiaan.”
Di Yaman sendiri, ia mengatakan jumlah orang yang tidak tahu di mana mereka makan berikutnya telah meningkat sebesar 3 juta sejak Januari.
Sementara Perdana Menteri Somalia mengatakan 110 orang tewas kelaparan di satu wilayah selama dua hari. Dia menduga bahwa lebih dari 6 juta orang di negaranya, atau hanya sekitar setengah populasi, dihadapkan dengan kekurangan pangan karena kekeringan yang parah.
Di Sudan Selatan, juga berada dalam situasi kelaparah fase kelima yang merupakan peringkat terburuk yang berarti setidaknya dua dari setiap 10.000 orang mati kelaparan di sana setiap hari. Secara keseluruhan, 42 persen dari populasi di Sudan Selatan diperkirakan rawan pangan. Negara ini telah dilanda perang saudara sejak Desember 2013.
“Situasi ini lebih buruk daripada yang pernah ada. Kelaparan di Sudan Selatan adalah buatan manusia,” kata O’Brie.
Dan di Nigeria, dampak dari pertempuran dengan kelompok Boko Haram telah meninggalkan kantong negara hancur. “Situasi mungkin akan bertambah buruk karena makanan dan musim pertanian masih akan datang antara bulan Juni dan Agustus,” katanya.
“Ketika saya berada di Nigeria aku melihatnya sendiri bagaimana anak-anak sangat kurus karena tidak ada makanan.”