Sebanyak enam pembom B-52 Stratofortress dikerahkan ke Pangkalan Al Udeid, Qatar untuk mendukung Operasi Resolve Inherent melawan ISIS di Suriah dan Irak sejak April 2016. Pesawat ini tiba untuk menggantikan B-1, yang harus pulang di Amerika Serikat untuk upgrade dan diharapkan untuk melakukan tur di Timur Tengah hingga akhir 2017.
The Buff meluncurkan serangan udara pertama mereka terhadap ISIS pada 18 April dengan menargetkan fasilitas penyimpanan senjata ISIS di Qayyarah, Irak. Sejak itu, B-52 telah melakukan berbagai misi yang sama dengan B-1 yakni dukungan udara jarak dekat dengan berbagai senjata presidi dipandu. Sampai 20 Februari 2017 tercatat para pembom strategis ini telah dilakukan 729 sortie dan menjatuhkan 3.419 senjata ke target ISIS.
Berdasarkan gambar yang dirilis oleh Angkatan Udara, pesawat berusia 60 tahun ini telah diterbangkan dengan tiang underwing sarat dengan dua jenis JDAMs (Joint Direct Attack Munitions) yakni GBU-54 500-lb yang dipandu laser dan GBU-31V3 “bunker busters” 2.000 lb dipandu GPS.
Salah satu loadout paling umum termasuk tiga GBU-31 dan delapan GBU-54 bersama dengan senjata presisi dipanduk di dalam teluk bom B-52H Stratofortress. Dengan 1.760 senjata di teluk bom internal Buff dapat membawa sampai 16 JDAM Laser secara eksternal (8 per pylon) serta 8 senjata internal seri- J yang dipasang pada peluncur rotary konvensional.
Konfigurasi senjata presisi dipandu seperti ini akan menyediakan pesawat kemampuan untuk memberikan serangan “kinetic baik target diam dan bergerak dengan jaminan kerusakan yang lebihh sedikit menggunakan GBU-54, yang menggabungkan hulu ledak Mk-82 500-lb dan kemampuan serangan presisi dengan rudal bimbingan Laser / GPS , serta tempat mampu menyerang bangunan beton menggunakan GBU-31 yang menggunakan hulu ledak penetrator baja BLU-109.
https://www.youtube.com/watch?v=R-xcwFd45Oc
Menurut Angkatan Udara AS, B-52 akan terus ditingkatkan sehingga akan dapat membawa berbagai senjata baru termasuk 12 JASSM-ER pada tiang eksternal.
Sampai digantikan oleh B-21 Raider, B-52 diproyeksikan untuk melanjutkan operasi sampai setidaknya 2040 sehingga perlu terus ditingkatkan untuk bisa terbang hingga umur 90 tahun.
Saat ini Model “H” mamang sudah jauh berbeda dari awal B-52 awal yang terbang untuk pertama kalinya pada tahun 1952. Saat ini pesawat telah dilengkapi fitur tampilan layar digital multi-fungsi, jaringan komputer dan uplink komunikasi real-time dengan akses internet.