
Rudal Peluncuran Udara
Amerika saat ini jelas memimpin dalam kemamuan pembom nuklir dengan B-2 dan B-52. Meski kedua pembom dapat membawa bom gravitasi nuklir, Air Launched Cruise Missile (ALCM) AGM-86 Air adalah utama senjata serangan nuklir untuk B-52.
Rudal ini mampu menjangkau sasaran pada jarak 1.490 mil dengan membawa hulu ledak nuklir W80 150 kiloton dan memiliki beberapa karakteristik siluman.

Demikian pula, hanya bomber China, H-6K yang memiliki ukuran kurang dari setengah B-52 juga menggunakan serangan jarka jauh dengan rudal jelajah berkemampuan nuklir CJ-20. Namun, radius tempur gabungan dari H-6K (2.175 mil) dan CJ-20 (1.243 mil) terlalu pendek untuk mencapai daratan Amerika Serikat.
Kedua negara juga sama-sama sedang fokus pada program bomber siluman baru. USAF berencana untuk menerima bomber siluman B-21 Raider pada di 2020, sementara China berencana untuk menerbangkan bomber bomber H-20 dalam rentang waktu yang sama.

B-21 akan menggunakan mesin ganda dengan ukuran sekitar dua pertiga dari B-2 yang memiliki berat 200 ton. Sedangkan H-20 diperkirakan akan menggunakan empat mesin dengan berat 200 ton dan memiliki jangkauan global.

B-21 akan dipersenjatai dengan rudal Long Range Stand Off (LRSO) untuk serangan jarak jauh. Ini akan menjadi rudal jelajah siluman dengan kemampuan AI dan perang elektronik yang ditingkatkan untuk bertahan dari pertahanan udara musuh. Sementara itu, rudal siluman China GS-6A bisa menjadi dasar untuk versi berkemampuan nuklir.