
Rudal Darat
Kedua negara memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM) yang terkubur di silo rudal bawah tanah. ICBM China adlaah DF-5 seberat 183-ton yang memiliki jangkauan lebih dari 7.450 mil dan kemampuan untuk membawa 3,2 ton atau bom hydrogen 5 megaton. Baru-baru ini juga dikabarkan rudal bisa membawa 3 sampai 8 hulu ledak nuklir multiple independently targetable reentry vehicle (MIRV) yang setiap hulu ledak bisa menyerang target yang berbeda.
Namun DF-5 masih menggunakan berbahan bakar cair hingga membutuhkan proses pengisian bahan bakar yang lama sebelum peluncuran, sehingga rentan terhadap serangan pertama.
Sementara ICBM LGM-30G Minuteman III AS jauh lebih kecil dan hanya membawa tiga hulu ledak nuklir. Namun, mesin menggunakan bahan bakar padat yang membuatnya jauh lebih survivable, karena dapat diluncurkan dalam hitungan menit.

ICBM Mobile, yang dibawa kendaraan khusus dapat diluncurkan di mana saja. Karakter mobilitas menjadikan mereka lebih survivable dan sulit untuk ditemukan dibandingkan yang diluncurkan dengan silo. Namun ukuran rudal lebih kecil.
Amerika tidak memiliki ICBM mobile, sementara China memiliki dua rudal mobil berbahan bakar padat yakni DF-31A dan DF-41. Rudal tiga tahap DF-31A memiliki rentang perkiraan lebih dari 6.835 mil, dengan membawa muatan tiga sampai lima hulu ledak MIRV 150 kiloton, sehingga cukup kuat untuk menyerang sebagian besar benua Amerika dari wilayah China.

DF-41 ICBM dengan rentang 9320 mil adalah salah satu rudal paling mematikan di dunia. Beratnya sekitar 80 ton yang dibawa truk segala medan 12×12 dan juga dapat diluncurkan dari rel. DF-41 membawa muatan 12 hulu ledak nuklir MIRV dan dapat ditambah dengan umpan dan jammers untuk membingungkan sensor musuh, untuk meloloskan hulu ledak yang sebenarnya menyelinap melewati pertahanan rudal.
Saat ini, Brigade Angkatan Rocket China memiliki 10-12 peluncur yang ditempatkan di timur laut China, dekat perbatasan Rusia. Tetapi DF-41 menimbulkan sedikit ancaman ke Rusia karena rentang minimum yang besar membuat tidak mungkin untuk memukul wilayah Rusia dari posisi saat ini.

Di masa depan, Komando Strategis USAF berharap untuk membangun Ground Based Strategic Deterrent (GBSD) ICBM yang dapat menggantikan Minuteman III, tetapi hanya akan tetap berbasis silo. China kemungkinan akan membangun turunan lanjutan dari DF-31 dan DF-41 yang akan meningkatkan akurasi, umpan yang lebih canggih untuk menipu sistem pertahanan rudal, dan glider hipersonik.