Para pejabat militer AS telah lama mengakui Amerika Serikat bisa lebih cepat mengalahkan ISIS dengan menggunakan kekuatan sendiri, bukan pejuang lokal, di medan perang.
Tapi kemengangan itu, menurut banyak pejabat militer AS, akan diraih dengan mengorbankan lebih banyak prajurit AS yang tewas dan akhirnya hanya sedikit membuat solusi yang langgeng untuk konflik yang dipicu oleh perbedaan etnis, agama dan politik di negara-negara dengan sentimen sengit anti-Amerika.
David Barno, seorang purnawirawan letnan jenderal yang pernah memimpin pasukan Amerika Serikat di Afghanistan, mengatakan akan terjadi eskalasi besar jika pemerintahan Trump memilih untuk mengandalkan pasukan Amerika dengan menempatkan mereka ke dalam peran tempur langsung dan menggantikan pasukan lokal.
“Kami sudah pernah melakukan itu, dan saya tidak berpikir orang-orang Amerika akan sangat antusias tentang ide itu,” kata Barno, yang kini mengajar di Universitas Amerika di Washington, DC
Para ahli mengatakan Pentagon masih bisa meminta pasukan tambahan, di luar kurang dari 6.000 tentara Amerika yang telah dikerahkan ke Irak dan Suriah saat ini untuk membantu militer AS melangkah lebih jauh dan melakukan lebih banyak dalam perjuangan.
Tapi mereka juga mengatakan Pentagon dapat fokus pada pilihan skala lebih kecil seperti meningkatkan jumlah helikopter serang dan serangan udara serta membawa lebih banyak artileri. Militer juga dapat mencari lebih banyak otoritas untuk membuat keputusan medan perang.
“Saya pikir Pentagon akan berdebat untuk itu, dan otoritas lebih banyak, untuk menempatkan penasihat dan operator khusus lebih dekat ke pertarungan,” kata Barno.
Trump, dalam pidato pelantikannya berjanji akan memberantas ISIS dan kelompok-kelompok sejenis dari muka bumi. Dia juga melakukan pertemuan dengan pemimpin militer di Pentagon selama sekitar satu jam pada hari Jumat.
Seorang pejabat pertahanan AS, berbicara kepada wartawan setelah pembicaraan, mengatakan mereka membahas cara-cara untuk mempercepat mengalahkan ISIS, antara isu-isu panas lainnya, termasuk ancaman dari Korea Utara, tapi tidak memberikan rincian.
Jika keputusan yang diambil benar akan menggunakan kekuatan penuh untuk melawan ISIS, maka mimpi buruk Perang Afghanistan akan bisa terulang. Perang yang diperkirakan mudah karena melawan Taliban yang tidak sebanding ternyata justru menjadi perang terpanjang yang harus dijalani Amerika dan membawa ribuan korban tewas dari Amerika. Atau memang takdir perang akhir zaman yang disebutkan di kitab suci Alquran dan Bibel memang tidak bisa dihindari lagi.