Meksiko akhirnya mengestradisi gembong narkoba Joaquin “El Chapo” Guzman ke New York pada Kamis 19 Januari 2017.
Laki-laki berusia 59 tahun ini adalah salah satu gembong narkoba paling dicari di dunia sampai ia ditangkap tahun lalu. Enam bulan sebelumnya, ia menerobos keluar dari penjara keamanan tinggi di Meksiko tengah melalui sebuah terowongan panjang, pelarian kedua dari penjara yang dramatis.
“Pemerintah hari ini menyerahkan Mr Guzman Loera kepada pihak berwenang AS,” kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan, mengacu pada keputusan pengadilan pada hari Kamis yang menolak perlawanan pengacara Guzman ekstradisi.

Para pejabat Meksiko mengatakan langkah ini menjadi hadiah di menit-menit terakhir Presiden Barack Obama yang akan diganti Trump pada 20 Januari ini. Trump telah secara rutin menghina Mexico dan mengancam untuk merobek perjanjian perdagangan NAFTA yang mendukung ekonominya.
Setelah Guzman melarikan diri penjara pada bulan Juli 2015, Trump mengatakan di Twitter ia “akan menendang pantatnya” ketika menjadi presiden.
Guzman dituduh dengan enam dakwaan terpisah di seluruh Amerika Serikat. Dia menghadapi tuduhan mulai dari pencucian uang perdagangan narkoba, penculikan dan pembunuhan di kota-kota yang mencakup Chicago, Miami dan New York.

Kariernya dimulai di sebagai petani opium dan ganja di bukit dari bagian utara Sinaloa. Kemudian dia tumbuh besar dan memimpin organisasi yang menguasai jaringan kokain transnasional, heroin dan methamphetamine penyelundupan terbesar di dunia.
Guzman mendapatkan status legendaris sebagai seorang penjahat. Tetapi ambisinya untuk mengendalikan rute perdagangan selama satu dekade Meksiko telah menewaskan lebih dari 100.000 orang tewas.
Departemen Kehakiman AS berterima kasih Mexico atas kerjasama yang luas dan bantuan dalam mengamankan ekstradisi Guzman Loera ke Amerika Serikat.
Juan Pablo Badillo, pengacara Guzman, mengatakan dia terkejut dengn keputusan ini. “Transfer ini tidak sesuai dengan hukum,” kata Badillo.
Seorang pejabat Meksiko mengatakan langkah ini sebagai hasil dari upaya Obama untuk bekerja dengan Meksiko terkait Guzman, tetapi juga untuk menunjukkan niat baik kepada Trump.

Namun, Mike Vigil, mantan kepala operasi internasional DEA mengatakan pemerintah Meksiko sengaja mempercepat ekstradisi Guzman sehingga Trump tidak mengklaim keberhasilan ini sebagai miliknya.
“Hal terakhir yang mereka inginkan adalah jangan sampai Trump mengambil keuntungan dari ekstradisi Chapo Guzman,” kata Vigil dikutip Reuters.
Gembong narkoba ini akan ditahan di New York dan kemungkinan akan ditempatkan di tahanan dengan keamanan super tinggi di Brooklyn.
- Baca juga: Bos Narkoba Ini Punya 599 Pesawat, Kalahkan Maskapai Terbesar Meksiko