Rusia menuduh bomber B-52 Amerika Serikat melakukan serangan di provinsi Idlib Suriah pada 3 Januari 2017 tanpa memberitahu mereka. Akibat serangan itu lebih dari 20 warga sipil tewas.
“Kita masih ingat bagaimana penerbangan AS melakukan serangan kepada pasukan pemerintah di dekat Deir ez-Zor di [Suriah] setelah ISIS melancarkan serangan pada bulan September tahun lalu,” kata Kepala Staf Militer Rusia Jenderal Valery Gerasimov sebagaimana dikutip Sputnik.
“Contoh terbaru adalah serangan bomber B-52 pada tanggal 3 Januari tanpa memberitahu Rusia pada daerah berpenduduk Sarmada di provinsi Idlib, yang terletak di daerah di mana permusuhan dihentikan. Akibatnya, 20 warga sipil tewas,” kata Jenderal Gerasimov .
Dia menambahkan koalisi internasional pimpinan AS terorisme bukan saja gagal mencapai hasil yang signifikan di Suriah, juga meningkat jumlah korban sipil dan pasukan pemerintah. “Mereka belum mencapai hasil yang signifikan. Selain itu, sejumlah besar korban di kalangan warga sipil dan pasukan pemerintah [Suriah] telah berjatuhan,” kata Gerasimov.
September lalu, pesawat koalisi pimpinan AS melakukan empat serangan terhadap tentara Suriah di dekat bandara Deir ez-Zor, mengakibatkan 62 tentara tewas dan sekitar 100 luka-luka. Pentagon mengatakan bahwa serangan udara itu adalah sebuah kesalahan dan dimaksudkan untuk menargetkan ISIS, sementara sejumlah pejabat Suriah menyatakan bahwa serangan itu disengaja.
Pada 11 November 2016, Pentagon merilis laporan yang mengklaim bahwa pasukan koalisi pimpinan AS menyerang tentara Suriah di Deir ez-Zor sebagai hal yang “tidak disengaja dan menyesalkan kesalahan tersebut.”
Baca juga: