Rusia Mendapatkan Posisinya yang Hilang di Timur Tengah

Rusia Mendapatkan Posisinya yang Hilang di Timur Tengah

Rusia kembali mendapatkan posisi mereka yang hilang sekaligus memastikan kehadiran di Timur Tengah dengan memperluas pangkalan  Angkatan Laut di Suriah Tartus.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya  memerintahkan  untuk menandatangani perjanjian dengan Suriah terkait perluasan wilayah pangkalan angkatan laut Rusia di kota pelabuhan Tartus Suriah. Dia menugaskan Departemen Pertahanan Rusia untuk mengadakan negosiasi dengan pihak Suriah bersama dengan Kementerian Luar Negeri Rusia dan menandatangani dokumen atas nama Rusia.

“Rusia butuh pangkalan tersebut untuk hadir di wilayah ini,” kata Andrey Krasov, first deputy chairman of the State Duma’s Defense Committee sebagaimana dikutip kantor berita TASS Sabtu 24 Desember 2016.

Krasov mengingatkan bahwa Suriah selalu menjadi mitra strategis dari Rusia dan Uni Soviet. “Tidak seperti NATO, Federasi Rusia adalah penjamin keamanan di dunia,” lanjutnya.

“Di Suriah, kami melawan terorisme internasional tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan.  Angkatan Aerospace Rusia dan  kelompok kapal Angkatan Laut Rusia menunjukkan profesionalisme mereka, kualifikasi tinggi dalam mendukung Angkatan Bersenjata Suriah dalam memerangi terorisme,” katanya .

“Ketika di tahun 1990-an kita tidak terus latihan apapun dan ditutup pangkalan kami satu per satu – di Cam Ranh (Vietnam), di Kuba – tak ada yang peduli tentang hal ini, semua orang bertepuk tangan,” kata Krasov.

“Dan sekarang, ketika kami bangkit dari lutut kita, ketika kita mulai aktif melatih pasukan kami  dan kami melakukan hal ini di wilayah kami sendiri  perusahaan pertahanan-industri kami memproduksi senjata yang paling modern, dan tidak ada tentara lainnya di dunia memiliki peralatan dan senjata tersebut – ini membuat orang khawatir, “katanya.

“Kami khawatir, bagaimanapun, bahwa NATO mendekati perbatasan kita. Kami tidak mendapatkan lebih dekat dengan siapa pun, tetapi dengan tindakan ini, kami akan kembali ke posisi yang sebelumnya hilang, kami akan kembali kehadiran kami di wilayah ini,” katanya.

Baca juga:

Benarkah Kampanye Militer di Suriah Mendongkrak Penjualan Senjata Rusia?