Antara tahun 2011 dan 2016, berbagai angkatan laut dari wilayah Samudera Hindia juga meningkatkan anggaran pengadaan mereka dari sekitar US$8,5 miliar menjadi US$ 12 miliar. Selama tahun ini, angkatan laut India, China, Bangladesh, dan Pakistan juga telah berinvestasi untuk membangun dan membeli kapal selam serangan, kapal perusak, frigat, dan kapal perang ranjau.
Angkatan Laut India saat ini memiliki 137 kapal sementara Angkatan Laut China unggul dengan sekitar 300 armada kapal. Tetapi, India berencana menambah sekitar 100 kapal perang baru, termasuk dua kapal induk dan tiga kapal selam bertenaga nuklir, selama 12 tahun ke depan, menghabiskan US$6,1 miliar.
Australia yang juga terhubung langsung dengan Samudera Hindia tidak tinggal diam. Negara ini terus membangun kekuatan angkatan laut mereka. Kontrak pembelian 12 kapal selam dari DCNS Prancis sebagai bukti bahwa Australia tidak ingin tertinggal dalam mengaduk-aduk wilayah tersebut.
Indonesia, juga menjadi Negara yang memiliki poisisi penting. Sayangnya, Indonesia sepertinya masih fokus pada pengawasan perariran Laut China Selatan. Tetapi Negara ini juga sedang berusaha untuk menambah kekuatan dengan membeli tiga kapal selam Kelas Chang Bogo dari Korea Selatan dari rencana untuk mencari total 10 kapal selam.
“Samudera Hindia kembali muncul menjadi daerah strategis, bukan hanya karena risiko pembajakan,” kata Lee Willett, kepala desk Angkatan Laut IHS Jane sebagaimana dikutip Quartz India Kamis 21 Desember 2016, “Tetapi juga karena kekuatan super angkatan laut di dunia melihat kesempatan untuk mengisi kekuatan strategis di di laut wilayah tersebut.”
Ditambah dengan penurunan kekuatan AS, termasuk di wilayah Samudera Hindia, ada lapangan terbuka bagi kekuatan lain untuk masuk.