Membangun kekuatan udara membutuhkan biaya besar. Apalagi jika harus membeli jet-jet tempur canggih dan paling modern. Bagi negara-negara dengan ekonomi pas-pasan, jelas ini menjadi pekerjaan berat.
Kerap juga muncul masalah, jet tempur mahal tidak sebanding dengan ancaman yang dihadapi sebuah negara. Banyak negara yang memiliki ancaman rendah sehingga jika membeli pesawat mahal sama saja dengan buang-buang uang. Pada kondisi ini, pesawat tempur murah masuk ke pasar dan menjadi pilihanbanyak negara.

Tak kurang Amerika Serikat yang mengalami penurunan anggaran militer terus-terusan, meski di satu sisi mereka menggeber pembangunan pesawat F-35, tetapi pembentukan kekuatan udara dengan pesawat biaya rendah juga dilakukan.
Sedikit menengok kembali di ajang Farnborough Air Show di Inggris Juli 2014 lalu. Ada dua hal menonjol yang dibicarakan dalam ajang ini. Pertama, gagalnya F-25 Ligthing II melakukan debut pertamanya di luar Amerika setelah mengalami insiden kebakaran mesin. Padahal semula pesawat ini diprediksi akan menjadi bintang pameran.
Hal kedua yang dibicarakan adalah hadirnya sebuah jet tempur baru yang hanya membutuhkan waktu dua tahun dari dia dirancang hingga bisa melakukan penerbangan panjang menyeberang Atlantik. Yakni Textron Scorpion. Pesawat dengan biaya $20 juta saja. Tidak lebih dari seperlima biaya yang dibutuhkan untuk F-35. Pesawat ini pun menarik perhatian banyak negara.
Presiden Textron Airland Bill Anderson mengatakan, dalam beberapa decade pengembangan pesawat tempur selalu fokus pada pesawat mahal bahkan super mahal. Lihat saja pada F-35 dan F-22 Raptor, Eurofighter Typhoon atau Boeing F / A-18.
Namun dari sisi ekonomi, pesawat-pesawat tersebut telah memunculkan masalah. Apalagi untuk negara-negara yang ekonominya cekak, untuk negara besar di Eropa saja untuk membeli pesawat semalah itu benar-benar harus berpikir keras terlebih dahulu.

Textron bukan satu-satunya yang menciptakan teknologi untuk mengatasi masalah ini. Sejumlah jet tempur dengan biaya rendah juga sedang dibangun untuk kemudian dengan biaya rendah bisa bergabung ke layanan militer di sejumlah negara.
China misalnya, sedang mengembangkan jet tempur JF-17 yang dibangun dengan Pakistan. Harganya juga dibanderol pada US$ 20 juta. Sementara itu, Rusia juga memiliki Yak-130, juga telah disebut-sebut sebagai pesawat penerbangan murah untuk melaksanakan segala misi pertempuran dan pengintaian.
Ada sejumlah kondisi pelanggan potensial untuk pesawat seperti Scorpion dan sekelasnya yang memiliki kecepatan tertinggi sekitar 520mph. Yang pertama adalah kekuatan udara yang menginginkan pesawat jet kecil yang mampu melaksanakan berbagai misi pertempuran dan intelijen yang lebih baik dari yang mereka miliki sekarang ini.
Banyak negara yang hingga saat ini masih mempertahankan pesawat-pesawat tua. Terutama negara-negara di Afrika dan Amerika Latin serta Asia.

Yang kedua adalah negara-negara yang sudah memiliki, atau sedang mengembangkan, pasukan tempur high-end. Tetapi mereka hanya membeli sedikit pesawat mahal tersebut dan sebagian besar kebutuhan kekuatan udara mereka dibebankan pada pesawat yang lebih low end untuk misi sederhana dalam lingkungan berisiko rendah.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana caranya bisa membuat pesawat dengan teknologi tinggi tetapi dengan biaya rendah??