
Pada 1970-an, PLAAF menyadari pembom mereka akan sulit mendekati musuh modern untuk menjatukan bom. Mereka mulai mencari cara untuk memperluas jangkauan H-6. Varian H-6D varian diklaim juga diberi radar baru yang memungkinkan untuk menargetkan kapal dengan dua radar anti kapal C-601 Silkworm. Rudal sepanjang 6,5 meter ini juga dikenal sebagai YJ-6 atau CAS-1 Kraken oleh NATO dan memiliki jangkauan 150 kilometer dan hulu ledak 1.130-pon.
Empat H-6D diekspor ke Irak pada tahun 1987 bersama dengan 50 C-601S, dan terlibat luas di perang Irakp-Iran 1988.
Kapal iran menjadi korban C-601 dengan setidaknya 14 lebih tanker Iran rusak dan dikaitkan dengan rudal C-601 Irak, meskipun sejumlah pihak tidak sependapat dengan hal.
Satu H-6D ditembak jatuh oleh Iran F-14 Tomcat sebelum perang berakhir. Dalam Perang Teluk 1991, tiga H-6 Irak yang tersisa hancur bom AS di Al-Taqaddum Air Base. Angkatan Udara Mesir adalah satu-satunya operator asing lainnya dari H-6, tapi pesawat dipensiun pada tahun 2000.
Sementara itu, China terus terus mengadaptasi H-6 dengan spesifikasi modern, dimulai dengan peningkatan penanggulangan dan avionik modern pada era 80-anpada varian H-6E dan F. PLAAF juga mengerahkan H-6 dimodifikasi untuk peran non tempur, terutama HY-6 untuk tanker udara.
HY-6U diyakini mampu membawa sekitar 85.000 pon bahan bakar, atau setengah dari kemampuan KC-135E Amerika yang memungkinkan untuk mendukung dua pesawat tempur pada misi jarak jauh .
Perkembangan selanjutnya dari H-6 fokus pada persenjataan rudal jelajah, termasuk H-6H era 90-an yang dirancang untuk meluncurkan dua rudal jelajah serangan darat, dan H-6M yang dapat membawa empat YJ-81 atau rudal jelajah KD-88 pada tiang sayap eksterior.
Akhirnya, pada tahun 2007 Beijing meluncurkan upgrade paling komprehensif dari H-6K, yang menawarkan mesin baru D-30KP Rusia dengan 25 persen lebih mendorong, kursi ejeksi dan kaca kokpit modern dengan layar LCD.
Hidung transparan dan penembak posisi ekor yang sudah usang dihilang diganti dengan perbaikan sistem radar penanggulangan defensif dan sistem modern lainnya termasuk sensor inframerah dan elektro-optik dan link data untuk jaringan.
Selain itu, H-6K dapat membawa loadout underwing enam rudal CJ-10 atau CJ-20 dengan jangkauan lebih dari 900 atau 1.500 mil yang bisa bergantian dengan rudal anti kapal YJ-12. Radius tempur diperpanjang menjadi sekitar 2.000 mil atau bahkan 3.500 mil dengan pengisian bahan bakar di udara.
Sebanyak 16 H-6K telah dibangun selama ini, dan China dilaporkan bekerja pada sebuah varian baru yang didukung oleh mesin turbofan WS18 yang diproduksi di dalam negeri.