Indonesia Ingin Produksi Su-35, Apa Mungkin?
Sputnik

Indonesia Ingin Produksi Su-35, Apa Mungkin?

Indonesia dan Rusia masih bernegosiasi tentang pembelian jet tempur Su-35. Masalah harga menjadi sandungan terbesar yang menjadikan kesepakatan berlarut-larut dan tidak jelas kapan akan selesai.

Menteri Pertahanan  Indonesia Ryamizard Ryacudu telah mengkonfirmasi bahwa harga pesawat itu terbukti menjadi batu sandungan dalam pembelian delapan pesawat.

“Tunggu saja. [Kami] masih harus tawar-menawar [harga],” katanya dikutip oleh Antara pada 9 Desember 2016 lalu.

Ryacudu menambahkan bahwa selain  harga, Indonesia juga menekan Rusia untuk  transfer teknologi dan produksi lokal. “Untuk saat ini, [kami berencana untuk membeli] hanya delapan, dan negosiasi sedang berlangsung,” katanya.

Rincian tentang program produksi lokal belum pernah terungkap tetap situs pertahanan ternama, IHS Janes  Senin 12 Desember 2016 menulis hal itu nyaris tidak mungkin  untuk pembuatan fitur atau perakitan seluruh pesawat kecuali Indonesia berkomitmen untuk pembelian sejumlah besar pesawat. Memproduksi komponen manufaktur dan dukungan menjadi  fase pertama yang paling mungkin untuk kolaborasi.

Pada 2015 Ryacudu mengatakan Kementerian Pertahanan Indonesia telah memilih Su-35 untuk menggantikan Northrop F-5E Tiger II  yang memasuki layanan TNI-AU pada tahun 1980 dan diharapkan akan ditarik dari layanan oleh akhir dasawarsa.

Ryacudu mengatakan Su-35 dipilih karena  TNI-AU telah “terbiasa” mengoperasikan  pesawat tempur Rusia. Angkatan Udara Indonesia saat ini mengoperasikan  campuran 16 Su-27SK ‘Flanker’ dan  Su-30MK2 ‘Flanker-C’ yang diperoleh selama dekade terakhir.

Sebagian besar pesawat ini, dan platform militer lainnya, yang diperoleh melalui bantuan dan jangka panjang pinjaman yang diberikan oleh Moskow. Hal ini juga mungkin bahwa mekanisme keuangan serupa akan mendukung pembelian di Indonesia dari Su-35. Untuk itu, Tubagus Hasanuddin, Wakil Ketua Indonesian Rumah komisi pertahanan DPR, dikonfirmasi di September 2015 bahwa Jakarta sedang berdiskusi dengan Moskow persyaratan pinjaman pertahanan USD3 miliar.

Baca juga:

Bertele-Tele, Jet Tempur Barat Terus Berusaha Gusur Su-35 dari Indonesia